Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki 2019, perbankan telah menyiapkan berbagai strategi bisnis guna mendulung pendapatan selama satu tahun penuh. PT BRI Agroniaga Tbk (BRI Agro) misalnya masih membuka peluang untuk mengakuisisi bank kecil. Hal ini merupakan amanat dari sang Induk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Rencana aksi akuisisi ini sudah diluncurkan sejak 2018, namun hingga pengujung tahun lalu batal. Lantaran bank kecil yang menjadi bidikan BRI Agro sudah lebih dahulu diakuisisi oleh perusahaan lain. Padahal tahun lalu, BRI Agro sudah menyiapkan modal sebesar Rp 1 triliun untuk aksi ini.
"Kelanjutannya akan dibahas lagi di RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) tahunan nanti," ujar Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto kepada Kontan.co.id pada Jumat (4/1). Meski demikian, Agus optimis kinerja BRI Agro di 2019 bisa lebih baik dibanding 2018.
Bank dengan sandi saham AGRO ini menargetkan kredit dapat tumbuh 35% secara tahunan atau year on year (yoy). Guna mencapai target tersebut, Agus bilang pihaknya akan memperkuat bisnis menengah mulai dari basis konsumen, sumber daya manusia, juga sistem pendukungnya. Namun bisnis BRI Agro masih fokus menggarap sector agribisnis.
Kendati demikian, Agus juga akan memperkuat kredit konsumer terutama bagi nasabah existing. Langkah ini diambil guna mendorong bidnsi di segmen ritel dan konsumer. Guna mencapai tujuan ini, BRI Agro menargetkan pada kuartal 1-2019 ini dapat meluncurkan layanan pinjaman berbasis aplikasi.
"Saat ini, kredit Agribisnis memberikan kontribusi 68% dari total kredit BRI Agro. Di 2019 ini, diharapkan komposisi Agribisnis bisa 70%," tambah Agus. Artinya 30% dari total kredit BRI Agro diharapkan berasal dari kredit konsumer.
Guna mengimbangi penyaluran kredit di tahun ini, BRI Agro juga mematok himpunan dana pihak ketiga (DPK) dapat tumbuh 35% yoy. Melalui strategi ini, Agus berharap dipengujung tahun, BRI Agro dapat membukukan pertumbuhan aset 35% dibandingkan aset 2018.
"Untuk kinerja 2018, secara umum sudah inline dengan RBB (rencana bisnis bank) 2018," imbuh Agus. Asal tahu saja, hingga November 2018, kredit BRI Agro sebesar Rp 14,06 triliun. Nilai ini tumbuh 36,1% yoy dibandingkan posisi tahun lalu Rp 36,1 triliun.
Sedangkan DPK selama sebelas bulan pertama 2018 tercatat Rp 15,22 triliun atau tumbuh 34,33% yoy dari Rp 11,33 di posisi yang sama tahun lalu. Aset tercatat Rp 20,66 triliun atau tumbuh 33,46% yoy dari Rp 15,48 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News