kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Strategi Mandiri Utama Finance Cegah Kredit Macet di Tengah Susutnya Kelas Menengah


Jumat, 06 September 2024 / 15:21 WIB
Strategi Mandiri Utama Finance Cegah Kredit Macet di Tengah Susutnya Kelas Menengah
ILUSTRASI. Agen pemasaran melayani pengunjungg di ajang Mandiri Utama Finance Auto Fest 2022 di Jakarta, Jumat (18/11). PT Mandiri Utama Finance (MUF) sebut penurunan jumlah kelas menengah berdampak terhadap kredit perusahaan.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Pembiayaan Indonesia (APPI) menyampaikan bahwa penurunan segmen kelas menengah bisa berdampak terhadap meningkatnya kredit bermasalah atau nonperforming finance (NPF). 

Hal tersebut terjadi karena penurunan daya beli masyarakat dan menurunnya kemampuan dalam membayar angsuran. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat sekitar 9,4 juta penduduk kelas menengah telah turun kasta ke kelompok aspiring middle class selama 2019 sampai dengan 2024 menjadi 47,85 juta. Secara tahunan, jumlah kelas menengah juga turun dari 2023 yang sebanyak 48,27 juta orang. 

Baca Juga: Pembiayaan Mobil Mandiri Utama Finance (MUF) Tembus Rp 10,3 Triliun

Sedangkan untuk NPF perusahaan pembiayaan per Juni 2024 tercatat 2,8%, naik secara tahunan atau year on year (YoY) dan bulanan (MtM), yakni masing-masing sebesar 2,69% pada Juni 2023 dan 2,77% pada Mei 2024. 

Perusahaan pembiayaan atau multifinance PT Mandiri Utama Finance (MUF) mengakui bahwa penurunan jumlah kelas menengah di Indonesia berdampak terhadap perusahaan, terutama industri jasa keuangan, terlebih dapat meningkatkan risiko kredit macet. 

Meski begitu, Direktur Utama MUF, Stanley Setia Atmadja mengatakan bahwa Mandiri Utama Finance tetap berhasil mencetak pertumbuhan yang sehat. Selain penyaluran pembiayaan yang tumbuh, rasio NPF juga berhasil ditekan.

Baca Juga: Sumber Pendanaan Perusahaan Multifinance Masih Bergantung pada Perbankan

Stanley menyebutkan pada Juli 2024, NPF MUF turun ke angka 1,48%, dibandingkan bulan Juni 2024 yang sebesar 1,59%. Sayangnya, ia enggan menyebutkan besaran dari nilai tersebut. 

“Untuk itu, kami ke depannya akan menjaga kualitas kredit serta mempersiapkan strategi dalam menjaga kestabilan perusahaan,” kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (6/9). 

Adapun strategi MUF untuk menekan kredit macet di tahun ini, adalah dengan melakukan penajaman pola kerja dan supervisi untuk pengelolaan portofolio pembiayaan, serta melakukan penajaman risk management dengan penyesuaian kebijakan kredit. 

Baca Juga: Pasar Otomotif Masih Loyo, Leasing Atur Strategi

“Kami juga gencar menyelenggarakan aktivitas literasi keuangan, baik secara online maupun langsung, untuk mendorong peningkatan tingkat literasi keuangan masyarakat,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×