kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sumber Pendanaan Perusahaan Multifinance Masih Bergantung pada Perbankan


Minggu, 25 Agustus 2024 / 20:16 WIB
Sumber Pendanaan Perusahaan Multifinance Masih Bergantung pada Perbankan
ILUSTRASI. Sumber pendanaan sejumlah perusahaan multifinance masih didominasi oleh perbankan.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sumber pendanaan sejumlah perusahaan multifinance masih didominasi oleh perbankan. 

Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman mengatakan, sampai bulan Juli 2024, pendanaan dari bank masih mendominasi dengan porsi 64% dari total pinjaman perusahaan.

"Sampai dengan bulan Juli 2024, sumber pendanaan dari bilateral loan atau pendanaan dari bank memiliki porsi yang paling besar yaitu 64% atau Rp 7,1 triliun," kata Ristiawan kepada Kontan.co.id, Jumat (25/8).

Sementara pendanaan lainnya, sebesar 24% dari fasilitas joint financing yang mencapai senilai Rp 2,7 triliun. Kemudian dari pendanaan sukuk dan sindikasi sebesar Rp 1,3 triliun atau mencapai 12% dari total pinjaman perusahaan.

Adapun pendanaan CNAF dari bank ini, pada Juli 2024 tercatat meningkat sebesar 69% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 4,2 triliun.

Ristiawan mengungkapkan strategi CNAF dalam pendanaan adalah mendapatkan pinjaman dengan margin yang kompetitif dan stabil baik dalam bentuk pinjaman jangka pendek, pembiayaan bersama (joint financing) dan pricing atas penerbitan sukuk yang murah. 

Dengan kestabilan sumber pendanaan, CNAF dapat memberikan suku bunga pembiayaan ke nasabah yang sesuai dengan nilai yang cukup kompetitif dan berbasis risiko (risk based pricing). Dengan demikian, bisnis CNAF tetap terjaga dengan baik yaitu portofolio yang tetap tumbuh dengan sehat dan menguntungkan.

Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Mobil Bekas Mandala Finance Capai Rp 32 Miliar per Juli 2024

Sumber pendanaan PT Mandiri Utama Finance (MUF) juga masih berasal dari lembaga keuangan bank. Meskipun tidak menyebut nilanya, pendanaan dari bank ini mendominasi sebesar 95% dari total pinjaman perusahaan/

Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja mengatakan, selain dari bank, pendanaan perusahaan diperoleh dari lembaga keuangan non-bank yang memiliki persentase 5% atau sisanya.

"Selain pendanaan tersebut, MUF juga fokus pada skema pembiayaan bersama atau joint financing dengan Bank Mandiri sebagai induk perusahaan dan juga Bank Syariah Indonesia (BSI)," kata Stanley.

Secara komposisi, skema joint financing merupakan sumber pendanaan utama yang menjadi mesin untuk mendorong pertumbuhan nilai pembiayaan di MUF dengan komposisi di kisaran 60%-70% dari jumlah nilai pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan.

Adapun MUF juga telah menerapkan strategi untuk memastikan ketersediaan dana hingga akhir 2024 adalah optimalisasi sumber pendanaan internal melalui peningkatan arus kas operasional dan pengelolaan modal kerja yang efektif. 

"Dengan menekan biaya operasional, meningkatkan pendapatan, dan mengoptimalkan penagihan piutang, diharapkan likuiditas perusahaan memadai," tuturnya.

Selain itu, MUF juga mengeksplorasi berbagai alternatif sumber pendanaan dari eksternal, mencakup negosiasi pinjaman bank dengan suku bunga kompetitif. Dengan pendekatan transparan dan tata kelola yang baik, MUF berkomitmen untuk membangun kepercayaan investor dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Mandala Finance (MFIN) Tercatat Tumbuh 18,75% per Juli 2024

Meskipun masih memanfaatkan pendanaan dari perbankan, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) tengah mencari sumber pendanaan dari instrumen keuangan lainnya seperti dari penawaran umum berkelanjutan obligasi yang dimiliki perusahaan.

Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa mengatakan, saat ini WOM Finance bekerja sama dengan berbagai bank terkait dengan pendanaan perusahaan. Pendanaan perusahaan juga didukung oleh induk perusahaan yaitu Bank Maybank Indonesia.

"Hingga saat ini, pinjaman perbankan masih mendominasi struktur pendanaan perusahaan, namun perusahaan tetap melihat kondisi pasar untuk menentukan strategi pendanaan yang tepat bagi perusahaan untuk memperoleh sumber pendanaan yang paling efisien," kata Cincin kepada Kontan.co.id, Jumat (23/8).

Adapun, Cincin menegaskan bahwa WOM Finsnce juga telah melakukan diversifikasi sumber pendanaan serta pengelolaan likuiditas yang terukur.

Baca Juga: Banyak Kelebihan, Segmen Ritel Makin Menggiurkan

Belum lama ini, sejumlah perusahaan multifinance juga telah membidik dana melalui penawaran umum obligasi. PT Oto Multiartha atau OTMA misalnya, yang berencana melakukan penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2024 dengan jumlah pokok sebesar Rp 700 miliar. 

Obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I Oto Multiartha, dengan target dana yang akan dihimpun sebesar Rp 3 triliun. Sebelumnya, pada penerbitan obligasi tahap pertama, Oto Multiartha telah menerbitkan obligasi sebesar Rp 500 miliar.

Dalam keterangan resminya, Direksi OTMA menyampaikan, dana dari penawaran umum obligasi, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja OTMA untuk kegiatan pembiayaan konsumen sebagaimana yang ditentukan oleh izin yang dimiliki perusahaan.

Kemudian, PT Federal International Finance (FIFA) juga telah menerbitkan obligasi berkelanjutan VI Tahap IV Tahun 2024 senilai Rp 2,5 triliun. Penawaran ini merupakan bagian dari penawaran umum obligasi berkelanjutan VI FIFA senilai total Rp 10 triliun.

FIFA mengungkapkan dana hasil penerbitan obligasi tersebut setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, khususnya untuk pembiayaan konsumen kendaraan bermotor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×