kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Sudah bekerja, OJK masih bingung tetapkan iuran


Rabu, 02 Januari 2013 / 13:01 WIB
Sudah bekerja, OJK masih bingung tetapkan iuran
ILUSTRASI. Nasabah melakukan pembayaran kredit di kantor cabang BFI Finance, Tangerang Selatan, Kamis (2/9). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/09/2021.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. Peraturan Pemerintah (PP) mengenai pungutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) molor dari rencana. Seharusnya PP mengenai pungutan OJK sudah selesai pada akhir 2012 dan dapat diterapkan awal 2013.

Ketua OJK Muliaman D. Hadad menjelaskan, saat ini Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang pungutan OJK masih dalam tahap sosialisasi substansi.

“Kami masih menerima masukan. Nanti akan jadi pertimbangan kami untuk merumuskan kembali,” sebutnya.

Muliaman mengaku belum bisa mengungkap berapa besaran yang akan dikenakan kepada industri.

Ia hanya memastikan bahwa industri meminta pungutan tersebut dikenakan secara bertahap. “Maka dari itu, aturan tersebut yang sedang kami work out. Yang pasti pungutan itu jangan mengganggu competitiveness,” ujarnya.

OJK baru saja resmi bekerja awal tahun ini. Yang pertama beralih ke lembaga super bodi ini adalah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dari yang sebelumnya di bawah Kementerian Keuangan. Pembiayaan OJK ini 75 % berasal dari APBN, dan 25 % oleh pungutan dari industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×