kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Suku Bunga Acuan Naik, Ini Dampaknya Bagi Perusahaan Multifinance


Sabtu, 27 April 2024 / 22:30 WIB
Suku Bunga Acuan Naik, Ini Dampaknya Bagi Perusahaan Multifinance
ILUSTRASI. Sejumlah perusahaan multifinance menanggapi soal kenaikan suku bunga acuan yang saat ini berada di level 6,25%. KONTAN/Muradi/2016/06/13


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan multifinance menanggapi soal kenaikan suku bunga acuan yang saat ini berada di level 6,25%.

Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan, BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2024. BI mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga, suku bunga acuan kini bergerak di level 6,25%. 

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) menyampaikan kenaikan suku bunga akan berdampak pada kenaikan biaya dana (cost of fund) perusahaan. 

WOM Finance telah melakukan berbagai inisiatif untuk memperoleh cost of fund yang efisien untuk menanggapi kenaikan suku bunga ini. Di antaranya dengan melakukan diversifikasi sumber pendanaan serta terus memperkuat hubungan dengan perbankan.

"Namun, saat ini bunga kredit di WOM Finance berada di level yang baik, perusahaan sendiri berhasil memperoleh pinjaman dengan tingkat yang kompetitif," kata Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa kepada Kontan.co.id, Kamis (25/4).

Baca Juga: Pembiayaan Multifinance Milik Asing Melesat di Kuartal I-2024

Namun terkait permintaan pembiayaan, saat ini belum terlalu berdampak, karena permintaan pembiayaan WOM Finance tercatat masih cukup tinggi. Hingga akhir Maret 2024 penyaluran pembiayaan baru telah mencapai Rp 1,4 triliun.

Kemudian PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyampaikan kenaikan suku bunga bisa berpengaruh dalam kenaikan sumber pendanaan perusahaan pembiayaan yang bisa jadi mendorong kenaikan penentuan suku bunga di industri pembiayaan.

"Namun, kami belum melihat impact kenaikan harga mobil setelah nilai kurs yang fluktuatif. CNAF sendiri akan melakukan beragam inisiatif untuk memastikan bahwa kenaikan suku bunga pendanaan tidak berdampak negatif bagi masyarakat," ujar Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman kepada Kontan.co.id, Kamis (25/4).

Karena, dalam mengelola pendanaan, CNAF memiliki berbagai sumber pendanaan baik dari perbankan maupun dari pasar modal. Sedangkan untuk penentuan bunga pinjaman ke masyarakat, CNAF tetap mengedepankan risk based pricing (pengelolaan dana sesuai dengan profil risiko nasabah).

Saat ini suku bunga yang ditawarkan CNAF kepada nasabah sangat bervariasi dari setiap segmentnya (Mobil Baru, Mobil Bekas dan Multiguna), dan dalam menstabilkan kinerja perseroan di tengah kenaikan suku bunga ini, CNAF menggunakan Risk Based Pricing (bunga berdasarkan profil nasabah), sehingga nasabah-nasabah dengan profil risikonya rendah akan mendapatkan suku bunga atau margin yang lebih rendah atau bahkan sampai 0%.

Sampai dengan kuartal 1-2024, CNAF mencatatkan total penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 2,43 triliun.  Peningkatan jumlah penyaluran pembiayaan baru di CNAF pada kuartal 1-2024 ini tumbuh 35% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu Rp 1,80 triliun.

PT Mandala Multifinance (MFIN) atau Mandala Finance juga menanggapi terkait kenaikan suku bunga ini. Pihaknya mengatakan akan secara aktif memonitor dan mengantisipasi risiko kenaikan suku bunga selama enam bulan ke depan dan kami akan menyesuaikan serta memperkuat strategi bisnis dan pendanaan di tahun ini.

"Meskipun dengan antisipasi kenaikan suku bunga, sampai saat ini hal itu belum berdampak langsung ke Mandala dan kami tidak menaikkan suku bunga pinjaman kepada konsumen," kata Managing Director Mandala Finance Christel Lasmana kepada Kontan.co.id, Kamis (25/4).

Lebih lanjut, Mandala tetap fokus pada berbagai strategi untuk meningkatkan kinerja melalui pelepasan kredit yang tepat sasaran sesuai prinsip kehati-hatian, serta terus mendorong sektor-sektor produktif demi menjaga portofolio bisnis yang sehat dan berkelanjutan. 

Baca Juga: Kuartal I 2024, Multifinance Bukukan Kenaikan Pembiayaan Kendaraan Listrik

Hingga Maret ini, total pembiayaan Mandala telah mencapai sekitar Rp1,4 triliun. Sejalan dengan outlook positif dari OJK terkait pertumbuhan industri pembiayaan sebesar 10-11% dan seiring penyaluran pembiayaan Mandala Finance yang bertumbuh sebesar 18% di kuartal pertama.

"Kami optimistis dengan proyeksi pertumbuhan dua digit dalam penyaluran pembiayaan kepada masyarakat di tahun ini," kata Christel.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Perhiasan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno mengatakan kenaikan suku bunga tidak berpengaruh atau memberikan dampak ke nasabah yang sudah atau sedang berjalan kreditnya.

"Kenaikan suku bunga tersebut sebaiknya dilihat secara makro dampaknya, karena kemungkinan adanya kenaikan harga barang-barang dan kebutuhan," kata Suwandi kepada Kontan.co.id, Kamis (25/4).

Suwandi bilang, kenaikan suku bunga ini akan berdampak terhadap perusahaan multifinance hingga tiga bulan ke depan. Jika kenaikan ini akan berjalan cukup lama, APPI akan melakukan penyesuaian. Namun, menurutnya kenaikan suku bunga ini masih relatif terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×