Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi pasar uang antar bank (PUAB) diperkirakan semakin semarak di tahun ini seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada Oktober 2023 ke level 6%.
Data Bank Indonesia (BI) mencatat, pada Agustus 2023 volume rata-rata harian (RRH) transaksi PUAB Rupiah tercatat sebesar Rp 21,22 triliun dengan suku bunga rata-rata yang cenderung stabil di level 5,72%. Secara volume, posisi ini mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya yang sebesar Rp24,78 triliun, dengan suku bunga rata-rata di level 5,71%.
Sementara itu volume RRH transaksi PUAB valas meningkat ke level US$ 208 juta di tengah suku bunga rata-rata yang kembali meningkat menjadi 5,30%, dibanding posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 184 juta dengan suku bunga rata-rata 5,16%.
"Perkembangan volume transaksi PUAB dipengaruhi oleh upaya bank mengoptimalkan alternatif sumber likuiditas," tulis Laporan Likuiditas LPS.
Baca Juga: Likuiditas Memadai, Transaksi PUAB Diramal Bakal Meningkat
LPS melihat, tren penyaluran kredit yang tumbuh positif dan peningkatan kebutuhan aktivitas bank diperkirakan mendorong volume aktivitas PUAB ke depan. Suku bunga PUAB Rupiah juga diperkirakan akan semakin ramai sejalan dengan keputusan BI untuk menaikkan BI7DRR serta strategi normalisasi operasi moneter. Pada periode yang sama, kenaikan suku bunga PUAB valas tetap terbuka sejalan dengan pola kenaikan suku bunga kebijakan global yang mulai memasuki titik puncaknya.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi megatakan, sampai dengan Oktober 2023 ini, secara total volume transaksi PUAB, baik placement dan borrowing, mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 83,04% secara year on year.
"Kami melihat kenaikan transaksi PUAB ini antara lain didukung oleh kebijakan bank sentral yang di tahun ini telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 6%, yang memberikan peluang bagi pasar untuk mengoptimalkan likuiditas harian yang dikelola pada transaksi PUAB," ujar Yuddy kepada kontan.co.id, Jumat (27/10).
Dengan trend suku bunga yang masih tinggi, ke depannya pihaknya melihat hal ini akan mendorong bertambahnya volume transaksi harian dari PUAB. Di sisin lain, akan mulai terdapat peralihan transaksi dari PUAB menjadi transaksi Repo seiring dengan upaya Bank Indonesia dalam mendorong perbankan untuk memperluas transaksi Repo yang lebih secured karena adanya collateral.
"Bagi bank bjb sendiri, akan memaksimalkan peluang yang ada di PUAB ini, tentu dengan memperhatikan pergerakan likuiditas di pasar sehingga dapat memaksimalkan pendapatan bagi bank bjb," imbuhnya.
Baca Juga: Kredit Naik, Transaksi PUAB Diproyeksi Kian Ramai
Sementara, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyebut, Bank dalam mengelola likuiditas akan memanfaatkan semua instrumen yang ada di pasar, tidak hanya dengan PUAB namun bisa juga dengan instrumen Repo. Ke depannya, penggunaan instrumen repo ini akan terus meningkat seiring dengan semakin berkembangnya pasar keuangan di Indonesia.
"Terkait dengan PUAB kami tidak memasang target khusus. Pada prinsipnya kami senantiasa akan mengelola likuiditas secara pruden serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam penerapan manajemen risiko," katanya.
BCA berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat.
Bila dilihat dari laporan keuangan perusahaan, penempatan dana Bank BCA pada bank lain tercatat sebesar Rp 13,40 triliun per September 2023. Nilai itu terlihat turun dari posisi September 2022 sebesar Rp 31,29 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News