kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suku Bunga Kredit Perbankan Diprediksi Masih dalam Tren Naik


Senin, 25 September 2023 / 18:59 WIB
Suku Bunga Kredit Perbankan Diprediksi Masih dalam Tren Naik
ILUSTRASI. suku bunga domestik masih akan bertahan di angka saat ini hingga beberapa bulan ke depan karena ketidakpastian bunga the Fed.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat inflasi Agustus yang naik ke level 3,27% ikut mendorong peningkatan suku bunga bank. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Suku Bunga kredit baru melanjutkan tren peningkatan secara bulanan menjadi 10,17% pada Agustus, atau meningkat sebesar 23 basis poin (bps) dari bulan Juli 2023 sebesar 9,94%.

Pengamat Pasar Modal dan Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Budi Frensidy menilai, suku bunga domestik masih akan bertahan di angka saat ini hingga beberapa bulan ke depan karena ketidakpastian bunga the Fed.

"Hanya jika bunga the Fed mulai diturunkan, bank sentral kita juga akan menurunkan bunga acuan. Bunga deposito, simpanan, dan kredit akan mengikuti bunga acuan BI," katanya.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Bergeming, Bunga Deposito Belum Akan Turun

Direktur Risk Management Bank BTN Setiyo Wibowo juga menyatakan, biaya dana akan sulit turun sampai akhir tahun ini bahkan paling tidak sampai awal kuartal tahun depan sehingga suku bunga kredit akan sulit untuk turun.

"Kenaikan suku bunga kredit akan tergantung masing-masing bank, karena tergantung struktur dana nya. Kalau di BTN karena sebagian besar di KPR kenaikan suku bunga dilakukan bertahap sesuai periode fixed tenor, kenaikan dilakukan yang sudah masuk tahun bunga floating," kata Setiyo kepada kontan.co.id, Senin (25/9).

Jika mengutip dari laman resminya, BTN mencatatkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) untuk kredit konsumsi KPR ada di level 7,30%. Sementara, untuk kredit konsumsi non KPR berada di level 8,80%. Adapun kredit korporasi berada di level 8,05%, dan kredit ritel 8,30%.

"Bunga kredit dikenakan dengan pendekatan pricing berbasis risiko, jadi segmen yang risikonya paling tinggi ya bunganya dikenakan lebih tinggi, misal segmen kredit tanpa agunan," jelasnya.

Di sisi lain, Setiyo menyebut, sampai dengan akhir tahun kredit BTN masih bisa tumbuh sesuai Rencana Kerja dan Anggaran. Perusahaan (RKAP) dikisaran 10% yang masih sesuai dngan pertumbuhan kredit perbankan nasional.

Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi juga mengtakan, jika melihat SBDK bank saat ini jika dibandingkan dengan satu tahun lalu memang terlihat ada peningkatan yang tidak lain mengikuti suku bunga acuan dan biaya dana yang meningkat.

"Namun demikian jika kita lihat dalam beberapa bulan terakhir, SBDK terlihat sudah mulai menurun seiring dengan suku bunga acuan yang sudah landai dan tidak lagi mengalami peningkatan. Bahkan deposan pun sudah banyak yang dilakukan repricing karena jatuh tempo," ungkpanya.

Ke depan, pihaknya melihat SBDK ini masih akan mengalami tren menurun seiring dengan ekspektasi suku bunga yang menurun.

Dikutip dari laman resminya, per 31 Agustus 2023 bank bjb mencatatkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) untuk kredit konsumsi KPR ada di level 9,00%. Sementara, untuk kredit konsumsi non KPR berada di level 9,01%. Adapun kredit korporasi berada di level 6,98%, kredit ritel 9,58%, dan kredit mikro di level 12,09%.

Baca Juga: OJK Catat Sejumlah Bank Ini Memiliki Rasio Kredit Macet di Atas 5%

Sementara Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) Lani Darmawan mengungkapkan bahwa bank sebetulnya berusaha mempertahankan bunga pinjaman tidak naik banyak sehingga nasabah existing tidak terlalu berat dan tetap bisa menarik nasabah baru.

Menurutnya, tidak naiknya BI rate cukup membantu untuk bisa menahan kenaikan Cost of Fund (CoF) atau biaya dana.

"Secara keseluruhan, bunga kredit sudah naik sejak 2 tahun terakhir tetapi tetap lebih kecil dari kenaikan CoF sehingga ada kontraksi pada Net Interest Margin (NIM). Bunga kredit kami manage berdasarkan segmen, risk profile dan juga total relationship pricing, tidak pukul rata," katanya. 

Jika melihat dari laman resminya, SBDK CIMB Niaga bervariasi mulai dari 7,30% hingga 8,75%. Di mana, segmen kredit ritel memiliki SBDK yang paling tinggi di level 8,75% dan bunga KPR menjadi yang terendah di level 7,30%, untuk non KPR berada di level 8,50%, dan korporasi di 8,00%.

Di sisi lain, Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo menyampaikan, bahwa sampai dengan Agustus 2023 Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Bank Mandiri pada seluruh segmen masih berada di level yang sama sejak Desember 2022.

"Kenaikan suku bunga acuan memang tidak serta merta berdampak langsung ke debitur. Dalam penetapan suku bunga, kami juga mempertimbangkan suku bunga pasar, kondisi likuiditas struktur biaya dana serta arah kebijakan regulator," katanya.

Untuk meng-counter balance kenaikan biaya dana yang terjadi di industri perbankan, strategi yang pihaknya lakukan adalah melakukan repricing secara selektif terutama pada portfolio kredit korporasi yang pricing-nya berdasarkan suku bunga acuan seperti Secured Overnight Funding Rate (SOFR). Selain itu, pihaknya mendorong pertumbuhan di segmen retail sehingga secara portfolio mix pendapatan bunga yang dihasilkan menjadi lebih optimal.

Di lihat dari laman resminya, SBDK Bank Mandiri bervariasi mulai dari 7,30% hingga 11,30%. Di mana, segmen kredit mikro memiliki SBDK yang paling tinggi di level 11,30%% dan bunga KPR menjadi yang terendah di level 7,30%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×