Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
Asal tahu saja, pada kuartal I-2024, OK Bank mencatatkan penyaluran kreditnya meningkat sekitar 6,16% YoY menjadi Rp 8,44 triliun.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), OK Bank telah menghimpun DPK di periode tiga bulan pertama tahun ini senilai Rp 5,70 triliun. Capaian tersebut sedikit turun dari posisi sama tahun lalu yang mencapai Rp 5,77 triliun.
Kondisi tersebut akhirnya juga berdampak pada likuiditas ketat yang dimiliki oleh OK Bank. Itu tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang naik dari 134,55% menjadi sekitar 143,21%.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, secara umum likuiditas bank menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan nasional dan perebutan DPK untuk menjaga likuiditas berdampak pada dana mahal bank terlebih untuk bank buku I dan buku II.
"Dengan kenaikan suku bunga dan bank butuh likuiditas maka dana mahal bank akan semakin besar saat ini," ucap Trioksa.
Menurutnya, tren hingga akhir tahun diprediksi akan tetap sama atau bank tetap perlu menjaga likuiditasnya, di antaranya dengan mencari dana mahal.
Selain itu, perbankan khususnya bank-bank kecil disebut Trioksa perlu melakukan peningkatan layanan dan penjualan produk dana murah serta meminta para pemegang saham untuk meningkatkan permodalan yang dapat digunakan untuk memperkuat likuiditas bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News