Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan harus mulai meningkatkan kewaspadaan pada kualitas kredit pemilikan rumah (KPR). Dalam dua tahun terakhir, pemerintah telah memberikan stimulus pada sektor properti mulai dari down payment (DP) 0% hingga insentif pajak.
Ini membuat KPR perbankan laris manis dalam dua tahun terakhir tetap tumbuh meski pandemi Covid-19 menyengat. Namun, tren kenaikan suku bunga akan membuat perbankan ikut mengerek bunga KPR sehingga potensi kenaikan kredit bermasalah bisa membengkak.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan non performing loan (NLP) KPR perbankan berada di level jadi 2,33% per Mei 2022. Turun dari Mei 2021 di level 2,59%, namun naik tipis dari awal tahun 2,32% di Januari 2022.
Kendati demikian, sejumlah bank masih mampu mempertahankan kinerja kualitas aset KPR. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (Bank BJB) misalnya mencatatkan NPL KPR 2,7% per Juni 2022. Direktur Utama BJB Yuddy Renaldy menyatakan jauh menurun dari tahun sebelumnya yang menyentuh 3,8%.
Baca Juga: Laba Bank Ina Melesat pada Semester I, Ini Pendorongnya
“KPR tumbuh 16,8% secara yoy per Agustus. Kami cukup optimis KPR ini dapat tumbuh sesuai target kami sampai dengan akhir tahun di kisaran 15% hingga 16% dengan NPL terjaga di level 2,5 hingga 2,8%,” ujar Yuddy kepada Kontan.co.id pada Senin (26/9).
Ia mengaku belum mengerek suku bunga KPR. Ia menyatakan suku bunga dasar kredit (SBDK) KPR BJB per Juni di level 10,39% turun jadi 7,96% per Agustus 2022.
“Penentuan bunga kredit itu tidak hanya dari faktor biaya dana yg biasanya bergerak mengikuti bunga acuan, tetapi ada juga komponen overhead dan margin bagi bank. Selain biaya dana, tingkat efisiensi bank dalam penyaluran kredit juga menjadi faktor yg mempengaruhi suku bunga kredit,” paparnya.
Sedangkan Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan secara total, kualitas kredit di CIMB Niaga terus membaik sehingga NPL terus turun hingga Agustus 2022. Ia berharap tren ini akan semakin berlanjut hingga kuartal ketiga.
Baca Juga: Perkuat Layanan Digital, Bank Mandiri Gandeng Qoala, Ayoconnect dan ICON+
Ia mengaku NPL paling banyak dari sisa restrukturisasi kredit terkait covid yang hanya kecil dari total kredit. Khususnya dari komersial dan UMKM. Sedangkan yang di luar restrukturisasi kredit, sudah membaik dan sehat termasuk produk KPR.
Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga Noviady Wahyudi menyatakan dalam tiga bulan terakhir penyaluran KPR sudah mencapai Rp 900 miliar per bulan. Ia optimis pada September 2022 bisa mencapai melebihi Rp 1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News