Reporter: Mona Tobing |
JAKARTA Penurunan suku bunga acuan alias BI rate dan bunga wajar penjaminan (LPS rate) mendorong perbankan memangkas bunga simpanan mereka. Dengan cara ini, industri bisa memenuhi harapan Bank Indonesia (BI) agar menggunting bunga kredit lebih besar lagi.
Hingga saat ini, biaya dana atau cost of fund berpengaruh besar terhadap bunga kredit. Komponen ini jauh lebih dominan ketimbang biaya kredit atau biaya operasional bank. Kontribusi cost of fund terhadap bunga kredit bisa di atas 50%. Bandingkan dengan biaya kredit, yang hanya belasan persen.
Maka itu, penurunan bunga simpanan secara serentak menjadi harapan semua bankir. "Setelah tak ada lagi perang bunga, perbankan bisa fokus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan memberikan kredit berbunga murah," kata Muhammad Ali, Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
BRI sendiri sudah menurunkan bunga deposito sebesar 0,25% di November silam. "Bulan Desember ini kami juga akan menurunkan lagi. Kami menyesuaikan diri dengan bunga pasar yang juga bergerak turun,” katanya. Ia optimistis, penurunan bunga deposito ini tidak menyurutkan minat masyarakat menabung.
Ali tidak bisa memastikan kapan penurunan bunga kredit berlangsung. Tapi jika mengacu pada jatuh tempo bilyet deposito, penyesuaian bunga berlangsung dalam tempo hitungan satu hingga dua bulan. Maklum, di Indonesia, rata-rata deposito berumur tiga bulan.
Selain dipengaruhi biaya dana, menurut Ali, tren bunga kredit ke depan juga menurun. Ini sejalan dengan status investment grade yang berhasil diraih negeri ini. Kenaikan rating itu bisa menurunkan bunga obligasi, sehingga bank harus menyesuaikan bunga kredit mereka jika tak ingin kehilangan debitur.
Nasabah tetap loyal
Bank lain yang juga akan menyesuaikan besaran suku bunga deposito adalah Bank Mutiara. Maryono, Direktur Utama Bank Mutiara, mengatakan, pihaknya akan menurunkan suku bunga deposito antara 0,5%-1%. Saat ini kontribusi deposito terhadap total DPK mencapai lebih dari 80%.
Menurut Maryono, selama ini bunga deposito bank domestik masih terbilang tinggi, imbas dari persaingan antarbank. "Perlu ada semacam penetapan suku bunga di market, meskipun sudah mulai mengarah pada penurunan deposito yang diawali dengan penurunan BI rate," kata Maryono, pada acara Bankers Dinner dengan BI, beberapa waktu lalu.
Bank Mutiara sudah menurunkan bunga deposito sebesar 0,5% sampai 0,75% sejak November. Saat ini bunga deposito bergerak di kisaran 6% hingga 8%. Benny Purnomo, Direktur Retail Banking Bank Mutiara mengklaim, penurunan bunga deposito tidak berdampak negatif. "Tidak ada nasabah yang mencairkan simpanan. Kesadaran masyarakat untuk menabung kian tinggi," kata Benny.
Hingga November lalu, Bank Mutiara menghimpun DPK sebesar Rp 11,3 triliun. Jumlah nasabah bank ini mencapai 50.000 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News