Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Bank Indonesia (BI) mencermati permintaan pembiayaan korporasi pada Januari 2023 terindikasi tumbuh positif. Hal tersebut tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 12,1%.
"Mayoritas pembiayaan terutama bersumber dari dana sendiri, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik. Juga pinjaman/utang dari perusahaan induk, dan penambahan kredit baru ke perbankan dalam negeri," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan resmi pada Jumat (17/2).
Kendati demikian, SBT pembiayaan korporasi lebih lambat dibandingkan Desember 2022 di level 21,5%. Pertumbuhan permintaan korporasi di awal tahun ditopang oleh sektor infokom.
Baca Juga: Awal Tahun 2023, Bankir Mengebut Penyaluran Kredit, Tumbuh Dobel Digit
Sedangkan sektor yang mengalami perlambatan permintaan pembiayaan korporasi datang dari sektor pertanian dan perdagangan. Namun, untuk sektor reparasi mobil dan motor justru mengalami penurunan.
Ini tak terlepas dari pemenuhan pembiayaan pada Januari 2023 masih bisa dilakukan menggunakan dana sendiri di level 64,0%. Jumlah ini meningkat dibandingkan posisi Desember 2022, hanya 58,9%.
Namun, BI memproyeksikan kebutuhan pembiayaan korporasi dalam 3 bulan mendatang hingga April 2023 akan terakselerasi dibandingkan posisi sebelumnya. Ini terindikasi dari SBT sebesar 31,4%. Lebih tinggi dari periode sebelumnya di posisi 18,8%.
Baca Juga: Sejalan Hasil Sress Test, BI Sebut Ketahanan Perbankan Terjaga di Awal 2023
Peningkatan ini akan terjadi pada sektor industri pengolahan, konstruksi, dan pertanian. Pembiayaan itu nantinya akan digunakan untuk mendukung aktivitas operasional perusahaan, membayar kewajiban jatuh tempo yang tidak bisa di-roll over.
Juga untuk mendukung pemulihan permintaan domestik dan investasi. Pembiayaan itu akan dipenuhi secara dominan dengan dana sendiri atau laba ditahan namun lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News