Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pertumbuhan kredit baru pada triwulan II-2014, kembali menguat. Hasil survei perbankan triwulan II-2014 yang dilakukan Bank Indonesia terhadap industri perbankan tanah air mengungkapkan, peningkatan permintaan kredit baru terjadi pada semua jenis penggunaan dengan peningkatan terbesar pada kredit modal kerja.
"Peningkatan pertumbuhan kredit baru terjadi pada semua kelompok bank, dengan peningkatan tertinggi pada bank kecil," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara, pada Selasa (15/7).
Lebih lanjut Tirta mengungkapkan, berdasarkan Survei Perbankan Triwulan kedua Saldo Bersih Tertimbang (SBT) triwulan kedua sebesar 87,9% jauh lebih tinggi dari triwulan pertama yang hanya 21,7%.
Di tengah kenaikan suku bunga kredit peningkatan kebutuhan pembiayaan nasabah ditengarai mendorong kembali penguatan permintaan kredit baru pada triwulan kedua. Peningkatan permintaan kredit baru pada kredit konsumsi terutama didorong oleh meningkatnya permintaan kredit baru untuk kepemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA).
Kenaikan permintaan kredit baru itu tercermin pada peningkatan outstanding KPR/KPA mulai bulan Mei lalu. Penyaluran KPR/KPA pada Mei memang masih tumbuh 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Angka pertumbuhan ini masih lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan KPR/KPA pada April yang tumbuh 20,8%. Di sisi lain, permitaan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multiguna makin menurun pada triwulan kedua 2014.
Jika dilihat berdasarkan data GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) pertumbuhan penjualan mobil pada April dan Mei memang mengalami penurunan masing-masing sebesar 8,6% dan 4,3% (year on year/yoy).
Peningkatan permintaan kredit baru pada triwulan kedua juga tercermin dari penurunan persentase responden yang memiliki realisasi kredit baru di bawah target yaitu dari 74,4% menjadi 67,4%.
Sejalan dengan peningkatan permintaan kredit baru tersebut responden perbankan ditengarai semakin mengetatkan kebijakan penyaluran kreditnya, tercermin dari kenaikan persentase jumlah aplikasi pengajuan kredit baru yang ditolak sebesar 12,9%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 12,1%.
"Sementara pertumbuhan kredit triwulan ketiga diperkirakan semakin kuat dibanding triwulan sebelumnya," jelas Tirta. Hal ini tercermin dari SBT perkiraan kredit baru triwulan kedua yang meningkat dari 87,9% menjadi 90,7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News