Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah melesatnya adopsi layanan digital, survei Fintech Report 2021: The Convergence of (Digital) Financial Services oleh Dailysocial.id mencatat OVO sebagai e-money yang paling banyak digunakan di Indonesia, mencapai 58,9% pengguna.
Hasil tersebut menegaskan temuan dari sejumlah survei dan studi sepanjang 2021, yang konsisten menemukan OVO sebagai e-money yang paling banyak digunakan oleh masyarakat baik untuk transaksi online maupun offline, juga oleh UMKM yang sudah mengenal pembayaran digital.
Untuk senantiasa memberikan kemudahan bagi masyarakat, terutama segmen unbanked, OVO terus berupaya memperluas ekosistem offline melalui kerjasama dengan berbagai mitra, antara lain Indomaret, LOTTE Mart, Mitra Bukalapak, dan masih banyak lagi. Pada penghujung tahun 2021 lalu, OVO juga hadir sebagai opsi pembayaran digital di JD.ID dan Bukalapak.
Baca Juga: Tarik Tunai OVO di ATM BCA, Simak Cara Berikut Ini
Harumi Supit, Head of Corporate Communication OVO, berterima kasih atas kepercayaan masyarakat Indonesia ini. “Kami sangat menghargai kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada OVO. Kepercayaan ini merupakan sebuah peluang besar untuk mewujudkan misi OVO dalam mendukung upaya pemerintah mendorong literasi dan inklusi keuangan di Indonesia,” tutur Harumi dalam siaran pers, Rabu (12/1).
Harumi menjelaskan, OVO memandang pembayaran digital selaku pintu gerbang akses ekosistem layanan keuangan yang lebih luas. Filosofi ekosistem terbuka yang dianut OVO, di mana OVO terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, telah memungkinkan OVO untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan yang nyaman, aman, dan terjangkau, antara lain melalui inovasi produk layanan keuangan seperti asuransi, investasi, maupun pinjaman.
Menurut Fintech Report 2021: The Convergence of (Digital) Financial Services, rata-rata penggunaan e-money tertinggi sekitar 2-3 hingga 4-6 kali per bulan, mengingat bahwa e-money seringkali dipakai untuk berbagai jenis transaksi, terutama transfer uang, top-up, e-commerce, maupun investasi.
Sementara menurut laporan CORE Indonesia, setelah bergabung dengan OVO, sejumlah 8 dari 10 UMKM yang sebelumnya tidak memiliki akses bank kini mengenal produk-produk perbankan, sementara 71 persen dari mereka mengalami peningkatan literasi keuangan digital, dan mulai menjalankan pencatatan keuangan secara lebih rutin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News