kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei Perbankan BI : Permintaan kredit baru anjlok di kuartal pertama


Kamis, 16 April 2020 / 17:50 WIB
Survei Perbankan BI : Permintaan kredit baru anjlok di kuartal pertama
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas di gedung kantor pusat Bank Indonesia (BI) Jakarta, (18/7).


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) yang dirilis Kamis (16/4) mengindikasikan pertumbuhan triwulanan (quarter to quarter/qtq) kredit baru pada kuartal I-2020 melambat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 23,7%, sangat jauh lebih rendah dibandingkan 70,6% pada kuartal IV-2020 atau 57,8% pada triwulan I-2019.

Nah, melambatnya pertumbuhan permintaan kredit baru ini bersumber dari perlambatan pertumbuhan kredit investasi (KI) dan kredit modal kerja (KMK), terindikasi dari penurunan SBT masing-masing dari 70,3% dan 65,0% menjadi 15,1% dan 16,7%. Sementara itu, pertumbuhan kredit konsumsi terindikasi mengalami kontraksi, tercermin dari SBT permintaan kredit konsumsi yang turun drastis dari 75,8% di kuartal IV 2019 menjadi -7,6%. 

Baca Juga: OJK rilis panduan penyusunan laporan keuangan PSAK 71 dan PSAK 68 untuk perbankan

"Penurunan permintaan kredit konsumsi terutama terjadi pada kredit multiguna dan kredit tanpa agunan," tulis Bank Indonesia.

Adapun, permintaan kredit pemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA), kredit kendaraan bermotor, dan kartu kredit tetap tercatat tumbuh melambat.

Bila diperinci berdasarkan sektornya, praktis kredit baru tumbuh melambat di seluruh sektor dengan penurunan terbesar terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. 

Alhasil, pada triwulan I 2020 ini persentase jumlah responden dengan realisasi kredit baru di bawah target (deviasi di atas 5%) sebesar 60%, atau lebih tinggi dari periode survei triwulan sebelumnya yakni 57,5%. 

Baca Juga: KPR Bank Mandiri yang berpotensi direstrukturisasi mencapai Rp 10 triliun

"Dari sisi penggunaan, meningkatnya jumlah responden yang mengalami deviasi kredit terjadi pada jenis kredit modal kerja," sambung bank sentral.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×