kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,45   -20,04   -2.17%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei Wise: Biaya pengiriman uang ke luar negeri banyak dikeluhkan


Rabu, 07 April 2021 / 13:47 WIB
Survei Wise: Biaya pengiriman uang ke luar negeri banyak dikeluhkan


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform remitansi, Wise, dalam studinya menyebut, tingginya biaya pengiriman uang ke luar negeri menjadi tantangan bagi pengirim uang di Indonesia. Sebanyak 70% pengirim melaporkan biaya tinggi menjadi salah satu kesulitan terbesar yang mereka hadapi dan 89%  melaporkannya sebagai beban.

Survei independen yang dilakukan oleh Jajak Pendapat (JAKPAT) untuk Wise juga menunjukkan beberapa kesulitan utama saat konsumen Indonesia melakukan transfer uang ke luar negeri. Meliputi proses transfer yang lambat, khususnya dalam menunggu kiriman uang tiba di negara tujuan, yang dikeluhkan sebanyak 77% responden.

Lalu tidak nyamannya proses transfer, khususnya karena harus bepergian ke kantor fisik selama jam kerja dan proses verifikasi identitas yang disampaikan 75% responden. Serta rendahnya transparansi biaya transfer yang dikeluhkan sebanyak 71% responden survei tersebut.

Baca Juga: Bisnis remitansi BNI masih bisa stabil pada tahun lalu

Faktor-faktor ini mempengaruhi kemampuan konsumen untuk transfer uang ke luar negeri. Sebanyak 58% responden mengatakan, mereka harus mengurangi jumlah uang yang mereka rencanakan untuk dikirim karena adanya biaya tambahan. Ada 43% responden melaporkan bahwa mereka membatalkan transfer uang ke luar negeri karena kesulitan yang mereka hadapi.

Kecepatan dan transparansi biaya transfer juga muncul sebagai dua fitur yang paling banyak diharapkan oleh responden. Sebanyak 95% responden mengidentifikasi bahwa kecepatan merupakan faktor yang penting.

Sementara 93% responden menginginkan adanya detail yang jelas antara biaya transfer uang dan nilai mata uang yang digunakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun biaya adalah hambatan utama bagi konsumen Indonesia, namun kejelasan mengenai biaya yang mereka bayarkan juga sangat penting.

“Survei ini menunjukkan bahwa biaya tinggi, transfer uang yang lambat, dan proses yang rumit menjadi beban bagi konsumen Indonesia dalam transfer uang ke luar negeri, apalagi bagi mereka yang perlu mengirim uang secara rutin. Dari data kami, hampir enam puluh persen responden menggunakan jasa remitansi untuk transfer uang kepada keluarga atau pasangan mereka,” ujar Head of Indonesia Expansion Wise, Elian Ciptono, mengatakan dalam keterangan tertulis pada Rabu (7/4).

Hasil survei memperlihatkan masyarakat Indonesia mencari layanan transfer uang yang lebih mudah, lebih cepat, hemat biaya dan lebih transparan, terutama saat ini, ketika konsumen juga dihadapkan pada pandemi global.

Ia menyebut Wise mengumumkan peluncuran pengiriman uang internasional dengan biaya yang murah dan cepat dari Indonesia pada November tahun lalu sebagai TransferWise. Layanan ini juga tersedia di Android, iOS, dan web, yang menawarkan manfaat berikut kepada pelanggannya.

Elian mengklaim, Wise lebih murah 2,5 kali dibandingkan biaya transfer lewat Bank atau penyedia jasa lainnya. Lebih dari 30% transaksi pengiriman uang tiba di negara tujuan dalam waktu kurang dari 20 detik.

Selain itu, pengiriman uang lewat Wise 100% dilakukan secara online. Mulai dari tahap verifikasi, hingga penyelesaian transaksi, seluruhnya dilakukan tanpa perlu keluar dari  rumah dan transparan. Juga memiliki cakupan global ke lebih dari 80 negara di dunia, termasuk SIngapura, Malaysia, Australia, Jepang, Amerika Serikat dan Inggris.

Untuk mengirim uang dari Indonesia ke luar negeri, Wise bekerja sama dengan Instamoney sebagai partner lokal. Instamoney, bagian dari grup Xendit, sudah mendapatkan lisensi dan diawasi oleh Bank Indonesia.

Selanjutnya: Optimalkan layanan remitansi, ini yang dilakukan Bank Mandiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×