kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Syaiful Adrian: Margin bank sulit membaik


Selasa, 10 Juni 2014 / 12:03 WIB
Syaiful Adrian: Margin bank sulit membaik
ILUSTRASI. Manfaat buah nangka untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Saham perbankan untuk saat ini dinilai tidak lagi menarik. Soalnya upaya perbankan menaikkan bunga kredit belum mampu menjadi katalis positif yang signifikan bagi saham bank.

Syaiful Adrian, Analis Ciptadana Securities melihat bahwa kenaikan bunga kredit tidak bisa menahan penurunan margin bunga bersih atau net intereset margin (NIM) bank. “Kenaikan bunga kredit tidak bisa membantu bank memperbaiki margin karena lebih rendah dari kenaikan beban bunga,” katanya, Senin (9/6).

Saat ini, lanjut Syaiful, bank terus menaikkan bunga simpanan karena pengetatan likuiditas. Kenaikan bunga kredit tidak bisa melampaui bunga simpanan. Hingga akhir tahun likuiditas akan sedikit menurun sebab perbankan sudah mulai mengerem penyaluran kredit.

Tetapi, likuiditas ketat masih terus terjadi hingga kuartal I 2015. Jadi, hingga tahun depan, perbankan masih fokus memupuk likuiditas. Selain itu, perbankan Indonesia masih sangat tergantung terhadap margin bunga. Sementara Fee based income masih belum bisa menopang kinerja perbankan.

Dampak lain kenaikan bunga kredit menurut Syaiful adalah kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Kata dia, kenaikan NPL pasti terjadi, tetapi besarannya masih belum pasti.

“Prediksi saya, NPL perbankan nasional bisa naik ke posisi 2,5% dari tahun lalu 1,8%. Kondisi ini makin memperburuk prospek saham perbankan,” ujarnya.

Di sisi lain, saham sektor perbankan masih menarik karena secara kapitalisasi pasar merupakan terbesar di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Makanya, saham bank besar seperti,  Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank Mandiri (BMRI) banyak dipegang oleh investor asing.

Maka itu, saham perbankan masih bisa mendaki dengan memanfaatkan momentum, bukan fundamental. Syaiful mencontohkan, jika ada katalis positif dari hasil pemilihan presiden (pilpres), saham BBRI, BBCA dan BMRI pasti naik. “Tapi, saham bank dengan porsi deposito tinggi, seperti Bank Danamon (BDMN) dan Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) akan tertekan karena sensitif terhadap kenaikan bunga simpanan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×