kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tabungan Masyarakat Menengah Bawah Masih Tumbuh di Tengah Pelemahan Ekonomi


Rabu, 14 Agustus 2024 / 19:45 WIB
Tabungan Masyarakat Menengah Bawah Masih Tumbuh di Tengah Pelemahan Ekonomi
ILUSTRASI. Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis.(25/7/2024). Simpanan nasabah kelas menengah ke bawah di perbankan atau tabungan dengan nilai di bawah Rp 100 juta masih mampu tumbuh single digit.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simpanan nasabah kelas menengah ke bawah di perbankan atau tabungan dengan nilai di bawah Rp 100 juta masih mampu tumbuh single digit di tengah tantangan inflasi yang tidak selaras dengan pendapatan masyarakat yang stagnan.

Hal ini setidaknya yang memunculkan fenomena makan tabungan di masyarakat kelas menengah ke bawah.

Sebagai gambaran, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatatkan dari total rekening nasabah di perbankan yang mencapai 584,18 juta rekening per Juni 2024, mayoritas sebanyak 98,8% didominasi oleh simpanan di bawah Rp 100 juta. 

Baca Juga: Tabungan Simpeda Sejumlah BPD Semakin Gemuk

Di sisi lain berdasarkan data Survei Konsumen Bank Indonesia per April 2024, jumlah rata-rata dana yang disisihkan masyarakat untuk tabungan di bank menyusut selama beberapa tahun terakhir.

Adapun per 2019, masyarakat setidaknya rata-rata menyisihkan dana pendapatannya sebesar Rp 3 juta per bulannya, namun jumlah ini menurun menjadi hanya Rp 1,8 juta per bulannya dari pendapatan yang ada per April 2024. 

Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon, mengatakan fenomena penyusutan alokasi dana tabungan masyarakat di perbankan tersebut dikarenakan alokasi kebutuhan sehari-hari yang lebih besar.

Baca Juga: Buktikan Sumber Daya Unggul, Taspen Raih 5 Penghargaan di Ajang HCREA 2024

Adapun di Danamon sendiri, Ivan mengatakan simpanan tabungan nasabah di bawah Rp 100 juta masih tumbuh meskipun pertumbuhannya tidak sekencang simpanan nasabah tajir atau prioritas.

"Kalau di Danamon kita sebutnya adalah segmen yang optimal (sampai Rp 50 juta) Ini kebanyakan nasaban-nasabanya millenials ya. Trennya sebenarnya meningkat, sekitar 8% sampai 10% dari tahun ke tahun," ungkap Ivan kepada Kontan saat ditemui di Jakarta.

Lebih lanjut Ivan menyebut, pertumbuhan simpanan tabungan nasabah di bawah Rp 100 juta ini salah satunya dikarenakan nasabah yang masih mempunyai potensi untuk mendiversifikasi produk investasinya selain di segmen tabungan bank. 

"Lebih banyak bahwa mereka ini mulai mencoba untuk produk-produk investasi. Baik itu adalah obligasi yang pemerintah. Maupun juga untuk yang investasi secara reksadana, serta tabungan mata uang asing ya," ungkap Ivan. 

Ivan merinci, tabungan di bawah Rp 100 juta yang kebanyakan nasabahnya adalah kaum muda tercatat memiliki porsi sebesar 25% dari total dana pihak ketiga (DPK) Danamon di semester I-2024. 

Baca Juga: Tabungan Simpeda Sejumlah BPD Semakin Gemuk

Meski begitu Ivan berharap nantinya kaum milenial yang masuk dalam segmen nasabah optimal Danamon dapat bergeser menjadi nasabah prioritas seiring dengan pendapatan mereka yang meningkat.

"Kami lebih ingin mereka (nasabah milenial) itu tidak hanya meningkat dari sisi jumlah volume dari DPK tapi dari jumlah rekening baru atau jumlah nasabah yang kami ingin coba untuk fokuskan untuk bisa bertumbuh. karena nasabah optimal ini sebenarnya adalah sumber bagi untuk nasabah prioritas dalam 2-3 tahun ke depan," ungkap Ivan.

Danamon sendiri menargetkan pertumbuhan DPK sebesar 15%-20% di 2024. Sementara itu Senior Vice President Retail Deposit Products and Solution PT Bank Mandiri Tbk, Evi Dempowati mengatakan, segmen tabungan di bawah Rp 100 juta masih tumbuh di semester I-2024.

"Pertumbuhan pada dana nasabah dengan saldo kurang dari Rp 50 Juta, yang tumbuh sebesar 3,6% secara YoY," ungkap Evi.

Baca Juga: Harga Melejit, Transaksi Gadai Emas Naik

Lebih lanjut Evi menyebut, ke depannya segmen tabungan kelas menengah ke bawah ini akan terus meningkat, sejalan dengan strategi Bank Mandiri untuk mengoptimalkan dana murah dan fokus pada pemanfaatan serta peningkatan layanan digital multi transaksi.

"Dengan menawarkan kemudahan dan fleksibilitas transaksional seperti Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri, kami optimis pertumbuhan DPK Bank Mandiri hingga akhir tahun 2024 dapat tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan pasar," ungkap Evi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×