kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tahun depan, BNI Syariah bidik pembiayaan KPR dengan skema FLPP


Selasa, 25 September 2018 / 18:54 WIB
Tahun depan, BNI Syariah bidik pembiayaan KPR dengan skema FLPP
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah Bank BNI Syariah


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Syariah memacu penyaluran pembiayaan kredit kepemilikan rumah (KPR) melalui program Hasanah Griya. Selain itu, mulai tahun depan, BNI Syariah akan mulai merambah penyaluran KPR dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

Direktur Ritel BNI Syariah Iwan Abdi mengatakan, kini BNI Syariah tengah bersiap untuk mengajukan izin kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyalurkan KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

"Harapannya tahun depan sudah bisa menyalurkan FLPP. Hingga Agustus KPR di BNI Syariah tumbuh 11,08% secara tahunan atau year on year. Nilai outstandingnya Hasanah Griya Rp 11,5 triliun," ujar Iwan kepada Kontan.co.id pada Selasa (25/9).

Iwan menambahkan, pertumbuhan pembiayaan perumahan di Agustus sebesar Rp 200 miliar. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan rata-rata bulanan. Namun pada Juli pertumbuhan mencapai Rp 500 miliar. Lantaran ada program promosi dan beberapa proyek perumahan yang membayar lunas down payment (DP).

Iwan menyatakan, meskipun tumbuh, performa pembiayaan masih bagus. Hal ini tecermin dari rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) KPR masih di posisi 3%.

Guna menjaga performa pembiayaan, Iwan bilang pihaknya hati-hati dalam memberikan pembiayaan perumahan ini. Manajemen mengambil strategi dengan screening saat pengajuan, menyesuaikan kemampuan bayar nasabah, dan menagih secara rutin.

"Tiket size kita Rp 300 juta-Rp 400 juta. Sekarang memang pasar yang kencang itu di bawah Rp 700 juta," tambah Iwan.

Iwan bilang sejak berlaku LTV, untuk rumah pertama BNI Syariah menetapkan DP sebesar 5%. Sedangkan untuk rumah kedua dan seterusnya mengikuti ketentuan Bank Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×