Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Mualamat Indonesia menyiapkan sejumlah rencana bisnis untuk meningkatkan usaha bisnis. Endy Abdurrahman, Direktur Utama Bank Muamalat mengatakan, pihaknya akan tumbuh konservatif untuk menjaga kestabilan bisnis karena pertumbuhan ekonomi masih melambat, rupiah masih fluktuatif dan harga komoditas masih menurun.
Misalnya, perusahaan membidik pembiayaan tumbuh 15% pada tahun 2015, dari realisasi pertumbuhan sebesar 3% pada tahun 2014. Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 12%-15% pada tahun ini, dari realisasi pertumbuhan sebesar 28% pada tahun lalu. "Kami ekspektasikan pasar masih akan tumbuh baik meskipun masih perlu hati-hati," kata Endy, ketika berkunjung ke kantor KONTAN, Selasa (24/3).
Adrian Gunadi, Direktur Ritel Bank Muamalat, menyampaikan, perusahaan masih akan fokus membiayai korporasi dan ritel untuk pertumbuhan pembiayaan. Untuk pembiayaan ritel akan mengalir ke kredit pemilikan rumah (KPR) dengan akad murabahah dan akan musyarakat mutanaqisah (MMQ). "Kami juga akan melanjutkan pembiayaan mikro yang baru saja berjalan," ucap Adrian.
Bank pionir syariah ini baru memulai pembiayaan mikro sejak tahun 2014 bernama Unit Usaha Mikro Muamalat (UMMAT). Pada tahap awal, perusahaan telah menggelontorkan pembiayaan mikro sebesar Rp 324 miliar kepada 4.000 debitur pada akhir Desember 2014. Selanjutnya, perusahaan membidik penyaluran mikro mencapai Rp 800 miliar pada akhir tahun 2015 ini.
Adrian bilang, untuk mencapai target pembiayaan mikro ini, perusahaan akan memanfaatkan jaringan yang sudah ada dari jaringan kantor. Saat ini, Muamalat memiliki 55 outlet dari kantor cabang yang melayani pembiayaan mikro, selanjutnya perusahaan akan menambah 60 outlet sehingga akan ada 110 outlet yang akan melayani mikro.
"Kami akan memperluas outlet di wilayah Sumatera dan Banten, setelah di pulau Jawa dan Makassar," tambah Adrian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News