kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun ini BSM naik kelas ke BUKU 3


Senin, 03 Maret 2014 / 07:00 WIB
Tahun ini BSM naik kelas ke BUKU 3
ILUSTRASI. Petugas melayani pelanggan Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (28/2/2020). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Selangkah lagi, cita-cita Bank Syariah Mandiri (BSM) agar bisa naik kelas bakal terwujud. Dus, BSM bersiap menggarap bisnis baru seiring kenaikan kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3.

Yuslam Fauzi, Direktur Utama BSM mengatakan, saat ini modal inti BSM telah mencapai Rp 4,9 triliun. Mengacu aturan Bank Indonesia (BI), BUKU III adalah bank yang memiliki modal Rp 5 triliun - Rp 30 triliun. Artinya, BSM hanya membutuhkan Rp 100 miliar untuk masuk ke BUKU 3. "Caranya gampang saja. Kami tinggal menahan laba berjalan," terang Yuslam, akhir pekan lalu.

Selain itu, menurut Yuslam, BSM juga bakal mendapat tambahan modal senilai Rp 500 miliar dari sang induk, Bank Mandiri. "Kan tinggal Rp 100 miliar. Jadi tidak perlu tunggu suntikan modal yang kabarnya baru cair akhir tahun nanti," tutur Yuslam. 

Menyandang status BUKU 3, Yuslam berambisi merambah bisnis trustee. Sayang, BSM masih enggan buka-bukaan. Yang pasti, status segmen bisnis baru ini masih dalam proses persiapan.

Tahun ini, BSM fokus mengembangkan bisnis retail banking. Yakni melalui pembiayaan segmen mikro dan usaha kecil menengah (UKM). Misal, melalui bisnis gadai, warung mikro, dan pembiayaan konsumer. BSM menyiapkan strategi berupa ; peningkatan produktifitas laba per pegawai, pengendalian kualitas aset, peningkatan kualitas layanan dan aliansi bisnis dengan PT Pos Indonesia, dan peningkatan kompetensi pegawai.

Kendati sudah memastikan diri naik kelas BUKU 3, Yuslam tetap berambisi menggelar proses penawaran umum perdana saham (IPO). "Kami tetap berencana IPO. Kami harapkan bisa terealisasi pada tahun 2015 mendatang," tandas dia.

Catatan saja, laba bersih BSM mencapai Rp 651,24 Miliar hingga akhir tahun 2013. Jumlah itu susut 19,2% dari tahun 2012 yang mencapai Rp 806 miliar.

Pada periode sama, BSM menyalurkan pembiayaan senilai Rp 50,39 triliun. Sementara rasio pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) sebesar 2,37% dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 56,46 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×