kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tahun ini BTN tetap fokus pada sektor properti


Selasa, 04 Februari 2020 / 15:00 WIB
Tahun ini BTN tetap fokus pada sektor properti
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Pahala Mansury optimistis kinerja dan fokus bisnis BTN di tahun ini dapat tercapai


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memilih langkah hati-hati di tahun tikus logam mengingat kondisi geopolitik dan ekonomi yang masih belum menentu. Kendati demikian, perusahaan tetap akan fokus di sektor perumahan yang memiliki dampak positif lanjutan ke perekonomian Indonesia.

Direktur Utama Bank BTN Pahala N. Mansury mengatakan, tahun 2019 bukan merupakan era yang mudah. Berbagai faktor, telah membuat ekonomi global bergejolak yang berdampak pada ekonomi nasional dan masih terus berlanjut di 2020.

Mengamati faktor-faktor tersebut, Pahala menyebutkan BTN tetap akan menerapkan rencana bisnis yang lebih hati-hati pada tahun kabisat ini. “Tahun ini kami memasang target konservatif pertumbuhan kredit di level 10%. Pasalnya, kami masih terus memantau perkembangan ekonomi global dan nasional, serta daya beli masyarakat pada 2020,” jelas Pahala keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (3/1) malam.

Baca Juga: Ada dugaan window dressing, BTN dipanggil DPR

Pahala merinci, dalam dua tahun terakhir, berbagai peristiwa telah meningkatkan ketidakpastian global. Di antaranya, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China berpotensi berlanjut meski kesepakatan fase I telah ditandatangani. Kemudian masa depan Inggris yang masih dipertanyakan usai resmi hengkang dari Uni Eropa. Lalu, ketegangan antara AS dan Iran yang terus memanas, hingga penyebaran virus corona yang diproyeksi menyebabkan China akan kehilangan momentum untuk tumbuh lebih tinggi.

Menurutnya, kondisi perekonomian global tersebut belum mampu mendorong volume perdagangan global. Akibatnya, harga komoditas global belum terakselerasi. Padahal, banyak provinsi di Indonesia yang masih bergantung pada komoditas sebagai tumpuan ekonominya. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan pada kisaran 5%.

Menilik pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut, pihaknya memilih opsi konservatif. Kendati mematok target konservatif, Pahala menuturkan, pihaknya tetap berfokus pada bisnis utama yakni perumahan. Perbankan pelat merah ini akan memaksimalkan penggarapan sektor perumahan di berbagai sentra ekonomi daerah di Tanah Air. Namun, tetap memerhatikan perkembangan di daerah itu, terutama yang terdampak penurunan harga komoditas.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×