Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Bank Indonesia masih optimistis dengan pertumbuhan bank syariah. Dalam hitungan Direktur Perbankan Syariah BI Ramzi A. Zuhdi, nilai aset seluruh bank syariah per akhir 2009 akan mencapai Rp 65 triliun.
Sekadar catatan, prediksi itu dengan asumsi perbankan syariah hanya mengalami pertumbuhan organik saja. "Jika ada pertumbuhan anorganik, angkanya pasti lebih besar," tutur Ramzi. Pertumbuhan anorganik itu seperti akuisisi atau merger.
Krisis keuangan global diprediksi tak akan menghambat perkembangan bank syariah. “Karena bursa tak punya link ke perbankan syariah,” tutur Ramzi, akhir pekan lalu.
Tahun lalu, perbankan syariah mengalami pertumbuhan aset lebih dari 36%. Nilai aset per akhir Desember 2008 sekitar Rp 50 triliun, naik dari akhir 2007, Rp 36,53 triliun. Dalam skenario BI, perbankan syariah di sepanjang 2009 mengalami pertumbuhan yang moderat.
Sekadar mengingatkan, pada pekan lalu Deputi Gubernur BI Siti Ch. Fadjrijah mengatakan, BI mempunyai tiga skenario untuk pertumbuhan aset bank syariah di akhir 2009.
Dalam skenario pertama, aset perbankan syariah mencapai Rp 127 triliun atau 5% dari total aset perbankan. Skenario yang kedua, aset perbankan syariah berkisar Rp 80 triliun-Rp 90 triliun. Skenario ketiga atau yang skenario terburuk, aset perbankan syariah hanya berkisar Rp 65 triliun.
Ramzi juga mengungkapkan hasil penelitian BI, di tahun 2009 pertumbuhan aset perbankan syariah berkisar 20% hingga 25%. Perhitungan itu didasarkan pada rencana pengembangan bisnis bank syariah secara organik.
Tentu, BI tak menutup kemungkinan bank syariah mengalami pertumbuhan anorganik. Ramzi mengingatkan, sejumlah bank lokal, seperti BCA, BRI atau BNI sudah mengungkap rencana untuk membuka bank umum syariah. Bahkan bank asing juga berniat membuka unit usaha syariah (UUS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













