kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.069   24,22   0,34%
  • KOMPAS100 1.030   7,41   0,72%
  • LQ45 797   1,70   0,21%
  • ISSI 227   3,06   1,37%
  • IDX30 416   -0,15   -0,04%
  • IDXHIDIV20 488   -3,49   -0,71%
  • IDX80 116   0,79   0,69%
  • IDXV30 119   1,25   1,05%
  • IDXQ30 135   -0,96   -0,71%

Tahun Ini, Rabobank Genjot Kredit Tumbuh 20%


Rabu, 28 Oktober 2009 / 09:27 WIB


Sumber: KONTAN |

JAKARTA. PT Rabobank International Indonesia optimistis bisa mencapai target nilai kredit sebesar Rp 12 triliun di akhir tahun ini. Kredit sebesar itu bertumbuh 20% dari nilai kredit tahun lalu.

Hingga akhir September 2009, outstanding kredit Rabobank Indonesia baru Rp 10 triliun. Jadi, untuk mencapai target Rp 12 triliun, selama tiga bulan terakhir di tahun ini, Rabobank harus mengucurkan kredit sebesar Rp 2 triliun lagi. Manajemen Rabobank yakin, pemulihan ekonomi Indonesia akan memudahkan mereka menggenjot kredit dan mencapai target tersebut.

Direktur Korporasi Rabobank, Eri Budiono, mengakui permintaan kredit selama triwulan II dan triwulan III 2009, masih rendah. Tapi ia percaya, di kuartal empat ini permintaan kredit akan melambung. Alasannya, bisnis pangan dan agribisnis di Indonesia yang merupakan sandaran utama Rabobank, masih tumbuh dengan bagus.

Wakil Direktur Rabobank, Danny Hartono, Selasa (27/10), bilang, kredit Rabobank menyalur merata ke seluruh sektor. Mulai dari korporasi, ritel, hingga kredit usaha kecil menengah (UKM). "Kredit korporasi saat ini nilainya Rp 5 triliun. Outstanding kredit ritel dan UKM juga sekitar Rp 5 triliun," ujar Danny.

Eri menambahkan, portofolio kredit Rabobank berdasarkan sektor usaha juga merata. Perinciannya, porsi kredit ke sektor perdagangan sekitar 50%, manufaktur 25%, sektor jasa 15%, dan lain-lain 10%. "Khusus untuk sektor korporasi, kredit tersalur ke segmen pangan dan agrobisnis 75%. Sisanya mengalir ke industri telekomunikasi dan tekstil sebesar 25%," ujar Eri.

Rabobank juga menjaga rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) berada di bawah batas maksimum 4%.

Rabobank optimistis penyaluran kredit tahun depan akan lebih tinggi. Syaratnya, pemerintah memperbaiki kebijakan yang kini menghambat pertumbuhan ekonomi. "Kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah masih sering overlapping," ujar Eri.

Dia juga menyarankan otoritas moneter mengambil kebijakan yang longgar untuk mempercepat pembangunan sektor infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×