Reporter: Andri Indradie | Editor: Johana K.
JAKARTA. PT Bank UOB Buana gencar menggenjot kredit tahun ini. Director Commercial Banking UOB Buana Madi D. Lazuardi mengatakan, tahun ini UOB Buana menargetkan bisa menyalurkan kredit baru lebih dari Rp 3 triliun.
Akhir tahun 2009, kata Madi, total kredit UOB Buana Rp 15,83 triliun. Kredit itu terdiri dari kredit konsumer Rp 3,3 triliun dan kredit komersial Rp 12,5 triliun. Kredit komersial ini terdiri dari kredit ritel Rp 8 triliun,kredit SME (Small Medium Enterprise alias Usaha Kecil Menengah) Rp 2,5 triliun, dan kredit Middle Market (kelas menengah) Rp 2 triliun," katanya, Kamis (11/3).
Artinya, tahun ini UOB Buana menargetkan outstanding kredit bisa mencapai Rp 18,5 triliun. "Bahkan, kami optimis kredit bisa menyentuh Rp 20 triliun karena kondisi perekonomian makin baik," imbuh Lazuardi.
Untuk mencapai target itu, Lazuardi bilang, UOB Buana akan melakukan ekspansi ke luar Jawa, seperti Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Selain itu, UOB Buana juga akan menggeber kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang mengisi posisi officer dalam produk kreditnya.
"SDM harus menguasai produk dan berbagai macam risikonya. Per akhir 2009, net NPL kami 1,97%," ujarnya.
Penurunan suku bunga kredit juga akan dilakukan UOB Buana. Pertengahan tahun lalu. rata-rata bunga kredit masih sekitar 14%. Semester I nanti, Lazuardi berjanji, rata-rata bunga kredit bisa turun hingga 10,5%.
Per akhir 2009, peningkatan dana pihak ketiga (DPK) Bank UOB Buana selama setahun terakhir sebesar Rp 550,75 miliar sehingga akhir 2009 outstanding DPK mencapai Rp 16,85 triliun. Selain itu, bank yang berdiri sejak 1956 ini mencetak laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 623,19 miliar atau meningkat 33,45% dibandingkan tahun sebelumnya.
Managing Director Bank UOB Buana Francis Hsu mengatakan, kenaikan laba ini tercapai karena peningkatan pendapatan operasional. "Dan, tentu saja pendapatan bunga mendukung," ujarnya.
Merger UOB
Lazuardi menambahkan, bisnis bank tahun ini tak akan terganggu oleh adanya rencana merger yang ditargetkan kelar 30 Juni 2010. "Justru saling melengkapi. Selama ini kan UOB Indonesia menyalurkan kredit korporasi, UOB Buana sebagian besar menyalurkan kredit ritel," tegas Lazuardi.
Merger ini, kata Lazuardi, akan menelan biaya hampir Rp 7 miliar atau
lebih tepatnya Rp 6,928 miliar. "Setelah merger, total asetnya kira-kira menjadi Rp 35 triliun," tegas Lazuardi.
Sebelumnya, Direktur Utama UOB Indonesia Iwan Satawidinata menerangkan, usaha penggabungan alias merger dua bank ini ke depan akan mempercepat pertumbuhan dan mampu melampaui anak usaha UOB di Malaysia dalam memberi kontribusi terhadap profit Grup UOB. Saat ini, kontribusi UOB Buana dan UOB Indonesia terhadap profit UOB secara keseluruhan baru mencapai 15%.
"Kontribusi UOB Malaysia saat ini terbesar setelah UOB Singapura, tetapi dalam 5 tahun ke depan kita bisa menyalip mereka yang sudah 50 tahun," kata Iwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News