kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Taipan angkat kaki dari bank cilik, OJK: Aksi korporasi sudah direncanakan lama


Jumat, 17 April 2020 / 05:56 WIB
Taipan angkat kaki dari bank cilik, OJK: Aksi korporasi sudah direncanakan lama
ILUSTRASI. Bank Maspion Tbk: Bank Maspion Tbk


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dorongan konsolidasi perbankan sekaligus kewajiban tambah modal oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nampaknya bikin ketar-ketir sejumlah taipan tanah air yang menguasai bank kecil. Alhasil, banyak taipan yang akhirnya melepas kepemilikan sahamnya di bank kecil.

Bos Maspion Group Alim Markus melego kepemilikan sahamnya di PT Bank Maspion Tbk (BMAS) ke Kasikorn Vision Company Ltd, entitas anak KasikornBank PCL yang mengempit 9,99% saham Bank Maspion. Adapula Pieter Tanuri yang mengundurkan diri sebagai pemegang saham pengendali PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA).

Baca Juga: Alim Markus siap jual 30,1% saham Bank Maspion ke KVision

“Ini langkah aksi korporasi yang sudah direncanakan lama, dan sesuatu yang biasa untuk strategi perbankan mempekuat kinerja,” kata Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo, Kamis (16/4).

Senin (13/4) Kasikorn Vision teken perjanjian jual beli saham untuk membeli total 30,01% saham Bank Maspion. Perinciannya berasal dari 13,56% milik PT Alim Investindo, 7,07% dari PT Maspion, 2,81% dari PT Husin Investama, 2,46% dari Maspion Investindo, dan 4,11% dari lima pemegang saham individu.

“Transaksi tersebut diharapkan dapat memberikan akses yang lebih luas kepada layanan jasa perbankan oleh perseroan kepada investor-investor asal yang telah melaksanakan investasinya di Indonesia,” kata Direktur Bank Maspion Iis Herijati dalam pengumumannya, Kamis (16/4).

Kontan.co.id telah berupaya mengonfirmasi aksi ini kepad Alim Markus dan Direktur Utama Bank Maspion Herman Halim. Sayang, keduanya tak memberi tanggapan.

Meski demikian, Januari lalu Herman sempat bercerita kepada Kontan.co.id bahwa kala itu perseroan mulai menggelar uji tuntas sejak akhir 2019 lalu dalam rangka aksi korporasi guna memenuhi kewajiban penambahan modal oleh OJK secara bertahap. Minimum Rp 1 triliun tahun ini, kemudian minimum Rp 2 triliun 2021, dan minimum Rp 3 triliun pada 2022.




TERBARU

[X]
×