Reporter: Lidya Panjaitan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah akan menyuntikkan modal sebesar Rp 39,4 triliun kepada 24 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dinyatakan melalui penyertaan modal negara (PMN) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Sayangnya, dalam daftar 24 BUMN tersebut, tidak ada satu pun perbankan yang mendapatkan suntikan modal.
Menanggapi hal tersebut, Rohan Rafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri berpendapat, Bank Mandiri tidak dalam kapasitas untuk menerima suntikan modal saat ini.
"Suntikan modal bagi Bank Mandiri sebenarnya untuk memperbesar diri di Asean. Tanpa suntikan modal dari pemerintah pun tidak jadi masalah untuk bidang operasional kita," jelas Rohan kepada KONTAN, Selasa (18/8).
Menurut Rohan, sebagai salah satu bank besar yang ada di Indonesia, modal yang dimiliki bank berpelat merah tersebut masih sangat mencukupi untuk kegiatan usaha mereka. Bahkan, Rohan mengakui, besar modal Bank Mandiri hingga kini sudah mencapai lebih dari Rp 100 triliun.
Terhitung hingga Juni 2015, Rasio Kecukupan modal (CAR) bank Mandiri sebesar 17,63%. Dengan perolehan CAR sebesar itu, Rohan mengatakan Bank Mandiri masih jauh di atas minimun CAR yang ditetapkan Bank Indonesia. Sekadar Informasi, Bank Indonesia mensyaratkan sebuah bank harus mempertahankan CAR-nya minimal sebesar 8%.
Rohan tidak mengelak bila tambahan modal dari pemerintah dapat membantu Bank Mandiri untuk bersaing di wilayah Asean. Terlebih ketika bank-bank asing memiliki modal yang lebih besar dibanding dengan bank-bank yang ada di Indonesia.
Hal senada juga disampaikan oleh Budi Satria, Sekretaris Perusahaan Bank Rankyat Indonesia (BRI). Menurutnya, pemerintah telah mempertimbangkan dengan seksama BUMN mana saja yang saat ini memang benar-benar membutuhkan tambahan modal.
Menurut Budi, saat ini Bank BRI merupakan salah satu BUMN yang baik dan memiliki pertumbuhan yang sehat. "CAR Bank BRI tumbuh dengan baik. Per Juni, CAR Bank BRI mencapai 21%," jelas Budi, Selasa (18/8).
Dengan CAR baik seperti itu Budi menegaskan, hingga tahun depan Bank BRI masih sanggup tumbuh dengan modal sendiri tanpa bantuan suntikan modal dari pemerintah.
Sementara itu, menyinggung tentang Qualified Asean Bank (QAB), kedua bank berpelat merah tersebut mengaku masih mempelajari ketentuan-ketentuan yang ada sebelum mengajukan diri sebagai QAB. "Kalau sudah jelas aturannya dan manfaatnya bagi Bank BRI, jelas kita akan mengajukan juga," tutur Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News