Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Syariah Indonesia (BSI) yang baru saja terbentuk, berdampak pada program Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) subsidi yang sebelumnya dilaksanakan melalui BRI Syariah (BRIS) dan BNI Syariah (BNIS).
Dua bank tersebut merupakan bank pelaksana penyalur dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun 2021. Namun, sejak 1 Februari 2021, keduanya bergabung jadi entitas baru bernama Bank Syariah Indonesia.
Meski begitu, Bank Syariah Indonesia akan memastikan diri untuk menyalurkan dana FLPP pada tahun 2021. Demikian disampaikan oleh Direktur Utama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP), Arief Sabaruddin.
Dalam waktu dekat, akan dilaksanakan kesepahaman bersama antara Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR dengan BSI dan diikuti adanya perjanjian kerjasama (PKS) dengan BSI. yang rencananya akan berlangsung pada Februari ini.
Baca Juga: Mulai rilis laporan keuangan, simak rekomendasi saham bank BUMN berikut ini
“Saat ini fokus kami adalah pada timeline pelaksanaan penyaluran dana FLPP tahun 2021, melakukan rekonsiliasi atas penyaluran 3 bank pra merger dan mempersiapkan sistem teknologi informasi host to host untuk bank BSI,” ujar Arief Sabaruddin dalam keterangannya, dikutip Selasa (2/2/2021).
Dengan perubahan ini, maka jumlah bank pelaksana yang tadinya sebanyak 38 bank akan berkurang 1 bank menjadi 37. Dari 200 cabang yang dimiliki, 3 kantor cabang Bank Syariah Indonesia akan dijadikan pilot project penyaluran dana FLPP yaitu eks Bank BRI Syariah cabang BSD, eks Bank BNI Syariah cabang Kebon Jeruk dan eks BSM cabang Hasanuddin dengan menggunakan entitas Bank Syariah Indonesia.
Baca Juga: Begini nasib rekening dan deposito nasabah bank syariah BUMN usai merger
Dipertegas oleh Arief Sabaruddin, saat ini Bank Syariah Indonesia sudah bisa melakukan proses KPR FLPP, namun untuk penagihan dana FLPP baru bisa dilaksanakan setelah adanya kesepahaman bersama antara BSI dengan Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR dan PKS antara BSI dengan PPDPP.
Sebagaimana diketahui, merger tiga bank syariah BUMN ini diawali dengan piloting atau uji coba awal yang melibatkan tiga kantor cabang dari bank yang berbeda.
Tiga cabang tersebut yakni Bank Syariah Indonesia KC Jakarta Hasanudin (eks Bank Syariah Mandiri) Jl S Hasanudin No 57, Jakarta Selatan; Bank Syariah Indonesia KC Jakarta Barat (eks BNI Syariah) Jalan Arteri Kelapa 2 No 40A; dan Bank Syariah Indonesia KC Tangerang BSD City (eks BRI Syariah) Ruko Tol Boulevard Blok D, No 20-21 Jl Pahlawan Seribu, Kel Rawa Buntu, Kec Serpong, Kota Tangerang Selatan.
Nasib layanan lain
Nasabah yang rekeningnya terdaftar di kantor cabang tersebut dapat melakukan migrasi rekening dan kartu debit di salah satu dari tiga kantor cabang pilot itu. Di luar dari tiga kantor cabang tersebut, nasabah Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank BNI Syariah tetap dapat menggunakan kartu yang dimiliki sampai dengan cabang tersebut berubah menjadi kantor cabang yang sudah terintegrasi.
Selanjutnya, untuk tabungan, nasabah di kantor cabang pilot dapat melakukan migrasi rekening tabungan dan menutup rekening lama, kecuali tabungan yang memiliki kontrak dan terafiliasi dengan rekening pembiayaan.
Baca Juga: Penyaluran KPR tahun ini diyakini bakal lebih kencang, ini alasannya
Adapun nasabah cabang lain tetap dapat menggunakan rekening tabungan yang dimiliki saat ini sampai dengan cabang tersebut berubah menjadi kantor cabang BSI yang terintegrasi.
Sementara itu, deposito dan tabungan haji untuk nasabah yang memiliki deposito, saat ini deposito masih berlaku sampai dengan jatuh tempo. Proses migrasinya akan diinformasikan lebih lanjut.
Baca Juga: Bank Syariah Indonesia resmi meluncur, ini segmen bisnis yang akan digarap
Cabang pilot juga hanya melayani nasabah baru untuk pembukaan tabungan haji. Cabang pilot hanya melayani pelunasan haji untuk nasabah yang melakukan pendaftaran di cabang tersebut.
Nasabah tabungan haji yang belum mendapatkan porsi haji, rekeningnya tetap bisa digunakan untuk melakukan pendaftaran haji bisa di cabang pengelola rekening. Sementara itu, nasabah yang sudah mendapatkan porsi haji, status pendaftaran masih berada di cabang saat nasabah mendaftar.
Untuk pelunasan haji bisa dilakukan di cabang tersebut. Adapun kartu debit Haji Umroh tetap dapat digunakan seperti biasa. Usai merger, uang elektronik berbasis kartu, seperti e-Money, Tapcash, dan Brizzi, masih dapat digunakan.
Tidak ada perubahan pada posisi saldo terakhir ataupun cara cek saldo dan cara pengisian saldo uang elektronik hingga ada informasi berikutnya. Selama proses integrasi masih berjalan, nasabah disarankan tetap menggunakan jaringan ATM dari masing-masing bank.
Baca Juga: Emiten bank syariah jadi sorotan, begini prospeknya menurut analis
Selain itu, nasabah dapat menggunakan ATM dari jaringan ATM yang bekerja sama, yakni jaringan ATM Prima, ATM Bersama, dan GPN. Sejalan dengan itu, mobile banking dan internet banking dari bank masing-masing tetap dapat digunakan dan diakses oleh nasabah sampai dengan informasi selanjutnya.
Nasabah tetap menggunakan mobile dan internet banking dari setiap bank asal. Selain itu, selama masa transisi, nasabah tidak perlu melakukan penggantian kartu debit, buku tabungan, dan Hasanah Card pada tanggal efektif merger.
Penggantian item-item tersebut akan dilakukan secara bertahap. Semua kartu debit dari ketiga bank dan Hasanah Card yang dimiliki saat ini masih dapat digunakan. Hasanah Card masih dapat digunakan untuk transaksi hingga nasabah menerima Kartu Pembiayaan baru dari Bank Syariah Indonesia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Begini Nasib Program KPR Subsidi di Bank Syariah BUMN Usai Merger"
Penulis : Muhammad Choirul Anwar
Editor : Yoga Sukmana
Selanjutnya: Bank Syariah Indonesia resmi beroperasi, ini 8 hal yang perlu diketahui
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News