kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tak semua bank catatkan kenaikan undisbursed loan


Senin, 01 Juli 2019 / 19:03 WIB
Tak semua bank catatkan kenaikan undisbursed loan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit perbankan yang belum ditarik debitur (undisbursed loan) sampai dengan kuartal II 2019 masih besar. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan per April 2019 total undisbursed loan perbankan sudah mencapai Rp 1.564,95 triliun. Jumlah tersebut meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1.474,86 triliun atau year on year (yoy).

Meski begitu, dari total undisbursed loan tersebut jumlah committed loan kepada debitur non bank praktis relatif stagnan atau turun 0,5% yoy menjadi Rp 370 triliun. Dari sisi uncommitted loan tercatat meningkat 8,35% yoy menjadi Rp 1.194,94 triliun. Sementara sisanya merupakan kredit/pinjaman antar bank.

Kendati meningkat, sejumlah bank kecil menengah justru mencatatkan penurunan dari sisi undisbursed loan. Ambil contoh, PT Bank BRI Agroniaga Tbk yang mengatakan per Mei 2019 total undisbursed loan perseroan sudah mencapai Rp 1,42 triliun. Agus Noorsanto, Direktur Utama BRI Agro mengatkan jumlah tersebut menurun drastis sebanyak 45,65% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Bila dirinci berdasarkan debiturnya, mayoritas undisbursed loan bersumber dari perusahaan swasta atau non BUMN. Sementara perusahaan BUMN kurang dari 1% undisbursed loan. Tingginya pencairan kredit di BRI Agro dikarenakan sektor yang disasar perseroan cukup spesifik yakni perkebunan atau agribisnis.

Saat ini menurut penjelasan Agus, pencairan kredit BRI Agro sangat berkaitan dengan proses kebun seperti musim panen dan pembangunan pabrik penunjang. "Peningkatan kredit ini juga sesuai dengan peningkatan aktivitas ekonomi, dan sekarang sedang banyak penarikan," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (1/7).

Senada, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) juga mencatatkan penurunan undisbursed loan. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Ridwan Siregar menjelaskan saat ini per Mei 2019 posisi undisbursed loan perseroan hanya sebesar Rp 183 miliar. Posisi tersebut turun dibandingkan akhir tahun 2018 yang sempat menyentuh Rp 202 miliar.

Meski begitu, pihaknya tidak menampik bahwa sebagian debitur masih menahan diri untuk menggunakan fasilitas kreditnya, terutama debitur swasta. "Tidak dapat diprediksi kapan debitur akan menarik kreditnya kembali, tergantung kondisi ekonomi dan pasar masing-masing debitur," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Haryono Tjahjarijadi menjelaskan kondisi undisbursed loan di perseroan saat ini masih stagnan atau tak banyak bergerak dibanding posisi tahun lalu. Menurut Haryono, di kuartal III 2019 kredit akan mulai terangkat kembali, terutama setelah pesta demokrasi dan perekonomian domestik sudah mulai berjalan kembali.

Sebagai tambahan informasi saja, dari total undisbursed loan secara industri, pertumbuhan paling tinggi berasal dari kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) IV. Per April 2019 tercatat total undisbursed loan BUKU IV sudah mencapai Rp 659,76 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya Rp 565,92 triliun atau naik 13,18% secara yoy. Jumlah undisbursed loan BUKU IV juga mewakili 42,15% dari total industri.

Sementara dari sisi nominal, total undisbursed loan mayoritas berasal dari BUKU III sebesar Rp 818,61 triliun per April 2019. Jumlah ini hanya naik tipis 1,94% dari periode setahun sebelumnya. Adapun, undisbursed loan BUKU III mewakili 52,3% dari total fasilitas kredit belum ditarik secara industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×