Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Sebelumnya, manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) selaku induk BNI Syariah mengatakan, IPO kemungkinan bisa diundur karena ada kaitannya dengan Qanum Lembaga Keuangan Syariah di Aceh.
Tiga tahun setelah aturan itu diundangkan maka seluruh lembaga keuangan di wilayah itu wajib berazas syariah. Oleh karena itu, BNI nantinya akan mengalihkan seluruh asetnya di Aceh ke BNI Syariah.
Dengan adanya pengalihan aset itu, BNI Syariah tidak harus IPO untuk mengejar targetnya naik kelas ke bank kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III tahun ini. Limpahan aset diperkirakan cukup untuk mendorong naik kelas.
Baca Juga: Likuiditas Bank BNI diyakini bakal mulai longgar di semester II 2019
Adapun PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (BPD Jateng) memperkirakan bisa merealisasikan IPO paling cepat tahun depan. Sebelumnya,bank ini berencana melakukan IPO tahun 2018 dan kemudian ditunda karena kondisinya tidak tepat.
Tahun ini, Bank Jateng juga menilai masih belum tepat masuk pasar modal karena masih dalam momen tahun politik.
"Kita tunda IPO menunggu momen yang tepat. Kalau tahun ini, pasar belum memungkinkan dan ditambah lagi masih tahun politik. IPO kemungkinan dua tahun lagi atau tahun depan paling cepat," kata Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno baru-baru ini.
Baca Juga: BNI patok NPL maksimal 2% hingga akhir tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News