kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tantangan Kelola Data Makin Besar, Bank Perlu Penguatan Capex dan Talenta Digital


Rabu, 21 September 2022 / 19:01 WIB
Tantangan Kelola Data Makin Besar, Bank Perlu Penguatan Capex dan Talenta Digital
ILUSTRASI. Tantangan sektor perbankan dalam menjalankan bisnis di tengah perkembangan digital akan semakin besar.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan sektor perbankan dalam menjalankan bisnis di tengah perkembangan digital akan semakin besar. Perbankan harus semakin waspada dalam mengelola data masyarakat mengingat Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) telah disahkan.

Tidak hanya investasi Informasi Teknologi (IT) yang harus diperkuat, namun bank juga harus meningkatkan talenta digital yang bisa menjalankan proses bisnis yang serba digital dan mengamankan sistem digital tersebut.

Sementara persaingan mendapatkan talenta digital di Tanah Air saat ini sangat tinggi lantaran hirup pikuk transformasi digitalĀ  terjadi semua sektor bisnis. Kebutuhan belum sebanding dengan supplai yang tersedia di pasar.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyambut baik UU PDP tersebut. Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, manajemen data pribadi sangat penting bagi perbankan di era digital ini agar bisa semakin kompetitif dan dapat kepercayaan nasabah.

Baca Juga: Inilah Bank Besar Penghasil Untung Tertinggi Bagi Pemegang Sahamnya

Ia bilang, BRI saat ini sudah memiliki tata kelola perlindungan data pribadi yang mengacu pada standar internasional. Selain itu, BRI juga melakukan serangkaian tahapan pengecekan keamanan dari setiap teknologi yang akan digunakan sehingga dapat meminimalisir celah keamanan yang mungkin terjadi.

"BRI telah melakukan berbagai upaya guna menjamin kemanan data nasabah, baik dari segi people, process, maupun technologi." kata Aestika pada Kontan.co.id, Rabu (21/9).

Dalam menunjang inovasi digital, BRI telah menyiapkan capital expenditure (capex) IT sebesar Rp 4,5 triliun tahun ini. Itu naik dari tahun 2021 yang mencapai Rp 3,5 triliun.

Sementara dalam pemenuhan talenta digital, BRI melakukan pengembangan secara berkesinambungan agar terus relevan dengan perkembangan kebutuhan industri. Aestika mengakui bahwa kebutuhan akan talenta digital semakin tinggi.

Untuk mendapatkan kandidat terbaik dan mengembangkan talenta, secara khusus BRI membentuk BRILiaN Development Centre dalam mengawal penyiapan sistem dan digitalisasi proses bagi pekerja.

Namun, Aestika tidak merinci berapa jumlah talenta digital BRI saat ini dan berapa kebutuhan bank pelat merah ini ke depannya.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga saat ini masih mengalami kekuarangan talenta digital. Per Juni 2022, SDM IT di bank swasta terbesar ini hampir mencapai 1.500. Jumlah ini sudah melebihi karyawan dalam satu kanwil di BCA.

Lianawaty Suwono Direktur Kepatuhan BCA mengatakan, pihaknya masih akan melakukan perekrutan baru sehingga pada akhir tahun bisa mendekati 2.000 dan pada akhir 2023 bisa mencapai lebih dari 2.000 orang.

"Talenta digital di BCA selalu kurang. Perkembangan digital bukan hanya ada di industri perbankan. Sementara di perbankan kebutuhan IT sangat luar biasa untuk bisa mendampingi semua pelaku usaha dan mayarakat dalam bertransaksi. Oleh karena itu, kita harus siapkan SDM yang mengerti teknologi agar fondasi digotalisasi kuat," katanya.

Dalam lima tahun ke depan, BCA memperkirakan kebutuhan talenta digital di BCA akan mencapai sekitar 4.000- 5.000. Adapun skill yang dibutuhkan BCA untuk talenta digital beragam karena menurut Liana lingkup IT itu luas sekali.

Liana mengatakan, pemenuhan kebutuhan digital sebagian besar akan dilakukan secara organik dengan mendidik para lulusan muda dari awal. Akuisisi dari talenta berpengalaman hanya dilakukan untuk fungsi-fungsi tertentu di sesuaikan dengan perkembangan teknologi.

Ia bilang, BCA pada dasarnya lebih suka merekrut dan mendidik lulusan baru karena pada dasarnya mendidik itu mudah asalkan individunya tekun, mau belajar, serta bisa berkerjasama dan membangun hubungan dengan tim maupun fungsi-fungsi yang lain.

Baca Juga: BRI Sambut Baik Hadirnya UU Perlindungan Data Pribadi (PDP), Ini Alasannya



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×