Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan kredit hingga akhir tahun berada di kisaran 2%-4% (yoy) dengan mengandalkan segmen korporasi. Nantinya, BNI akan memfokuskan kredit korporasi pada sektor yang relatif tidak terdampak pandemi dan memiliki kontribusi positif, termasuk yang berorientasi ekspor dan padat karya.
Sampai kini, kredit korporasi BNI berkontribusi terhadap 53% terhadap total kredit keseluruhan. Selanjutnya perseroan juga akan menargetkan korporasi top tier untuk ekspansi.
Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir bilang segmen korporasi juga akan ditopang oleh sejumlah kredit sindikasi.
"Sementara untuk kredit sindikasi, kontribusinya terhadap portofolio sampai Oktober lalu adalah 17% dari keseluruhan kredit korporasi. Di tengah pandemi BNI optimis hingga akhir tahun kontribusi sindikasi bisa sama dengan tahun lalu yaitu sebesar 20%," ujar Silvano dalam keterangan resminya, Minggu (6/12).
Adapun, sejauh ini bank berlogo angka 46 ini juga telah menyalurkan kredit pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk korporasi senilai Rp 3,7 triliun atau 15% dari total kredit yang disalurkan. Silvano menambah sektor pertambangan, serta makanan dan minuman juga masih mencatat permintaan yang baik.
Baca Juga: Bank Gencar Bangun Open Banking Melalui Fitur API yang Dibangun Menggandeng Fintech
"Barang-barang yang affordable di market dan dikonsumsi khalayak. Food and beverage dan konsumer, pertambangan, komoditas yang kami lihat demand nya cukup sehat," sambungnya.
Sementara sektor pertanian, informasi, komunikasi, jasa, kesehatan, kegiatan sosial dan jasa pendidikan sudah menunjukkan pemulihan di kuartal III-2020. Selain itu, sektor perdagangan, transportasi, pergudangan, makanan dan minuman juga diperkirakan akan pulih lebih cepat seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat dan adanya vaksin.
"Dengan begitu, juga dengan sektor-sektor yang lain seperti pengolahan, manufaktur, kalau background tadi bisa terjadi, sektor yang tadi bisa bergerak bertumbuh sesuai dengan permintaan masyarakat," katanya.
Silvano menegaskan Indonesia masih memiliki potensi besar dengan berbagai sektor unggulan yang tidak dimiliki negara lain. Namun tetap dibutuhkan kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi ini, agar ketika krisis berakhir segmen korporasi bisa pulih lebih cepat karena multiplier effect-nya sangat besar.
"Perbaikan sektor korporasi akan berpengaruh ke segmen lainnya, bukan cuma sesama korporasi tetapi segmen consumer dan ritel," lanjutnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan secara internal, sebagian besar debitur mengaku butuh waktu untuk bisa memperbaiki kondisi bisnis akibat pandemi. Alhasil, apa yang dilakukan regulator untuk membantu perbankan dan pelaku bisnis di dalamnya memang dampaknya bisa dirasakan.
"Sejalan dengan restrukturisasi dan sebagaimana strategi di tengah pandemi kami ambil langkah pre emptif pencadangan aset. Sehingga rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio BNI hingga kuartal III-2020 berada di level di atas 200%," pungkasnya.
Selanjutnya: Kredit bisnis internasional BNI naik 20%, ini portofolio terbesarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News