Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, mayoritas perbankan mulai fokus menggenjot pertumbuhan dana murah sebagai langkah untuk menekan biaya dana atau cost of fund (CoF). Akibatnya, pertumbuhan dana mahal seperti deposito pun terus mengalami perlambatan.
Merujuk pada analisis uang beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI) per April 2020 tercatat deposito baru tumbuh 2,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp 2.541,1 triliun.
Posisi ini juga melambat dibanding periode Maret 2020 yang sempat naik 2,5% yoy. Pun, bila dihitung secara month on month (mom) deposito perbankan sudah menyusut sekitar 0,58%.
Baca Juga: Iming-iming margin bunga 3% buat bank jangkar
Berdasarkan analisa bank sentral, perlambatan deposito ini terutama terjadi di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Adapun, perlambatan tersebut menurut BI sejalan dengan tren penurunan suku bunga deposito di perbankan.
Nah, sebaliknya pertumbuhan dana murah alias tabungan dan giro justru signifikan. Pada bulan April 2020 masing-masing giro dan tabungan masih tumbuh sebesar 16,5% yoy dan 10,2% yoy.
Sejumlah bankir pun berpendapat langkah peningkatan dana murah alias current account and saving account (CASA) memang sedang menjadi prioritas. PT Bank Mandiri Tbk misalnya yang sudah sejak lalu berupaya untuk menggenjot rasio CASA, sesuai dengan rencana jangka menengah perseroan untuk mencapai posisi 70% di tahun 2024.
Data terbaru di Bank Mandiri menunjukkan dana murah sudah tumbuh 16,9% yoy menjadi Rp 603,71 triliun per Maret 2020. Hal ini ditopang utamanya dari giro yang melesat 36,8% yoy menjadi Rp 253,233 triliun serta tabungan yang tumbuh 5,8% yoy menjadi Rp 350,48 triliun.
Tetapi sebaliknya, deposito justru tumbuh tidak terlalu besar alias hanya naik 8,5% yoy dari Rp 311,28 triliun menjadi Rp 337,62 triliun per kuartal I 2020.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi pun mengamini kalau saat ini pihaknya sedang berusaha mengurangi beban bunga dalam rangka menjaga CoF.
"Kami lebih fokus meningkatkan dana murah dibanding dana mahal. Satu dan lain hal juga mengantisipasi penurunan ekspansi kredit agar CoF lebiht terjaga," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (9/6).
Strategi ini pun mulai terbayar, per Maret 2020 terbukti pendapatan bunga Bank Mandiri tumbuh lebih tinggi yaitu mencapai 7,7% yoy dibandingkan beban bunga yang naik 7,1% yoy. Kendati ada perlambatan kredit sejak pertengahan Maret 2020 akibat pandemi Covid-19.
Selain itu, rasio CASA bank bersandi bursa BMRI ini juga terkerek naik 174 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 64,1% di pengujung kuartal I 2020 lalu.
Sependapat, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso Liem juga tetap memilih menjaga rasio dana murah tetap tinggi dalam kondisi seperti sekarang. Tercatat per Maret 2020 komposisi CASA BCA masih sebesar 76,7% dari total dana pihak ketiga (DPK) yang menembus Rp 741 triliun. "Dana murah pada kuartal I 2020 tumbuh 17,3% yoy mencapai Rp 569 triliun," katanya.
Tetapi, bukan berarti peningkatan deposito di bank swasta terbesar ini melambat. Sebab faktanya, deposito BCA masih tumbuh 15,1% yoy menjadi Rp 172 triliun. Perseroan menurut Santoso dipastikan akan tetap menjaga stabilitas likuiditas tetap terjaga.
Benar saja, loan to deposit ratio (LDR) BCA memang masih berada pada level yang sangat longgar yakni 77,6% pada kuartal I 2020. Sangat jauh dari rata-rata industri yang per April 2020 sudah menyentuh 91,55% menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Langkah semacam ini juga tidak berlaku untuk bank besar saja. Bank kecil seperti PT Bank Ina Perdana Tbk juga juga melakukan hal serupa. Direktur Bank Ina Perdana Benny Purnomo menjelaskan saat ini perseroan sedang fokus untuk reprofiling biaya dana guna meningkatkan rasio CASA.
Walau saat ini rasio CASA masih terbilang kecil yakni 9,95% per Maret 2020. Bank bersandi bursa BINA ini berniat untuk meningkatkan hingga 15%-20% pada akhir tahun 2020. "Suku bunga deposito saya turunkan terus secara bertahap dan mulai meningkatkan dana di giro dan tabungan," katanya belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News