kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Tekanan Klaim Asuransi Jiwa Diprediksi Berlanjut, AAJI Dorong Inovasi dan Edukasi


Selasa, 27 Mei 2025 / 16:20 WIB
Tekanan Klaim Asuransi Jiwa Diprediksi Berlanjut, AAJI Dorong Inovasi dan Edukasi
ILUSTRASI. Petugas merapikan berbagai logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025 mencatat bahwa beban klaim dan manfaat di industri asuransi jiwa naik sekitar 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan premi hanya tumbuh sekitar 5%, menunjukkan adanya tekanan finansial yang perlu diantisipasi oleh pelaku industri.

Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu, meskipun total nilai klaim di sepanjang tahun 2024 tercatat menurun, lonjakan klaim di awal 2025 tetap berpotensi terjadi. 

“Peningkatan kemungkinan besar berasal dari klaim kesehatan dan penyakit tidak menular seperti kanker, jantung, dan diabetes. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap proteksi jiwa dan kesehatan juga menyebabkan meningkatnya pemanfaatan manfaat asuransi,” ujar Togar kepada Kontan, Selasa (27/5).

Baca Juga: AAJI Sebut Sejumlah Asuransi Jiwa Telah Menerapkan Penyesuaian Tarif Premi

Namun, Togar menegaskan bahwa lonjakan klaim masih dapat dikendalikan jika perusahaan asuransi jiwa menerapkan strategi pengelolaan yang terintegrasi. 

Di antaranya melalui pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan klaim, peningkatan akurasi proses underwriting berbasis data, serta pengembangan produk yang adaptif terhadap perubahan kebutuhan nasabah. 

“Selain itu, edukasi publik mengenai gaya hidup sehat dan pentingnya pencegahan penyakit juga menjadi kunci, seiring dengan koordinasi yang kuat dengan regulator dan pemangku kepentingan lain,” tambahnya.

Baca Juga: AAJI: Perlambatan Kredit Perbankan Berdampak pada Kinerja Asuransi Jiwa Kredit

Salah satu skema yang dinilai penting untuk dioptimalkan adalah Coordination of Benefit (CoB), agar pemanfaatan layanan kesehatan dari berbagai sumber dapat dikelola lebih efisien. 

Togar menutup pernyataannya dengan optimisme bahwa penguatan manajemen risiko dan inovasi berbasis kebutuhan konsumen akan memungkinkan industri mengelola tren klaim secara proporsional. 

“Dengan cara itu, stabilitas industri tetap terjaga, dan manfaat optimal tetap dapat diberikan kepada masyarakat,” tutupnya.

Baca Juga: AAJI Sebut Produk Unitlink Masih Prospektif pada 2025, Ini Alasannya

Selanjutnya: Daftar Harga Kambing Kurban Idul Adha 2025 di Area Jawa Tengah

Menarik Dibaca: Lighthouse Advanced Ekspansi, Perkuat Posisi di Sektor Kesehatan Berbasis Gaya Hidup

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×