kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tekanan pada Bank Digital Berlanjut, Simak Rekomendasi Analis


Senin, 17 Oktober 2022 / 14:56 WIB
Tekanan pada Bank Digital Berlanjut, Simak Rekomendasi Analis
Kontan - Bank Jago. Tekanan pada Bank Digital Berlanjut, Simak Rekomendasi Analis.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pergerakan saham bank digital masih dalam tren penurunan pada perdagangan Senin (17/10). Hingga pukul 14.20, saham PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) tersungkur 6,93% ke harga Rp 1.410 per saham.

Kemudian saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) terkoreksi 6,87% ke harga Rp 4.680 per saham, dan saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melemah 6,27% ke harga Rp 1.570 per saham.

Dalam riset yang dipublikasi pada 10 Oktober 2022, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Paula Ruth Prawinoto menjelaskan, saat ini masih kurang katalis positif untuk saham bank digital akibat kekhawatiran terkait situasi makro.

"Dalam jangka pendek, saham bank digital mungkin akan berfluktuasi di tengah ketidakpastian pasar karena kekhawatiran mengenai kenaikan suku bunga," jelasnya dalam riset.

Baca Juga: Analis Ini Masih Rekomendasikan Buy Saham GOTO, Simak Alasannya

Meski demikian, Paula melihat pertumbuhan bank digital di Indonesia tetap menarik dalam jangka panjang.

Paula memperkirakan, pertumbuhan kredit bank digital juga akan tetap kuat, mengingat pasar di Indonesia masih underpenetrated untuk produk perbankan dan produk keuangan lainnya. Selain itu, meningkatnya penetrasi smartphone di Indonesia juga akan jadi salah satu pendorong.

Ia mencermati beberapa emiten bank digital yang berpotensi mencetak laba ada ARTO dan BBHI. Ia memprediksi pertumbuhan kredit gabungan kedua bank di tahun 2022 dan 2023 masih cukup kuat yakni di 94% dan 42% secara tahunan, meskipun pertumbuhan di tahun 2021 mencapai 258% secara tahunan.

Di lain sisi, Paula menilai risiko inflasi dan kenaikan suku bunga dapat mempersulit bank-bank digital untuk meningkatkan NIM.

Baca Juga: Kerajaan Bisnis Grup Salim Makin Kokoh Pasca Krisis

Tak hanya itu, aturan modal inti yang lebih ketat dapat memengaruhi lanskap industri. Bank-bank di Indonesia diwajibkan untuk memenuhi persyaratan modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun paling lambat akhir tahun ini.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×