Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat mulai Senin, 14 September 2020. Kebijakan ini dilontarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantaran jumlah kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta tumbuh lebih cepat daripada pertambahan daya tampung untuk pelayanan rumah sakit, baik tempat tidur dan ruang isolasi.
Sederet perusahaan tengah menyusun kebijakan internal untuk memenuhi aturan pemerintah tersebut. Tak terkecuali industri perbankan.
Sejak PSBB yang sebelumnya diterapkan pada Maret 2020, industri perbankan dan sektor keuangan memang mendapat perhatian khusus pemerintah.
Wajar, perbankan merupakan salah satu sektor yang punya wilayah operasional paling banyak di Indonesia. Sekaligus, perbankan memang punya andil cukup besar dalam menggerakkan roda perekonomian di ibukota.
Baca Juga: Bank Genjot Kanal Digital, Kantor Cabang Dikurangi
Di Jakarta, kantor cabang perbankan tercatat memiliki 469 kantor. Jumlah itu merupakan yang terbesar di seluruh Indonesia.
Dus, dengan adanya aturan PSBB yang berlaku pekan depan, perbankan juga berencana menutup beberapa kantor cabang. Khususnya yang berada di wilayah zona merah Covid-19.
Akan tetapi, bank-bank besar yang dihubungi Kontan.co.id, Kamis (10/9) memastikan bahwa operasional kantor cabang tidak akan terganggu, termasuk layanan transaksi nasabah.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya menegaskan untuk tetap berkomitmen memberikan layanan perbankan secara maksimal pada saat penerapan PSBB total di Jakarta.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut pihaknya tetap mengutamakan keselamatan dan kesehatan pekerja dan nasabah perseroan.
"Saat ini BRI sendiri telah menerapkan protokol kesehatan pada setiap kantor, sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan BRI," terangnya.
Dia juga menyampaikan, dari segi bisnis BRI optimistis akan mampu mengelola NPL dengan baik meskipun PSBB kembali diterapkan. Strateginya yakni BRI secara aktif melakukan restrukturisasi kredit dan di saat yang bersamaan menyalurkan kredit secara selektif.
"Penyaluran kredit BRI kami targetkan tumbuh moderat di kisaran 5% hingga akhir tahun 2020," sambungnya.