Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Kondisi berbeda justru terjadi pada bank-bank kecil, di mana, kontribusi dana murah yang dimiliki justru semakin meningkat. Ambil contoh, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) yang memiliki kontribusi dana murah sekitar 60,59%.
Sebagai perbandingan, kontribusi dana murah yang dimiliki Bank Jatim periode sama tahun lalu berada di level 57,94%. Di mana, total dana murah yang dimiliki sebesar Rp 48,98 triliun dari total DPK yang senilai Rp 80,86 triliun.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman bilang saat ini pihaknya memang berfokus dalam meningkatkan rasio CASA yang dimiliki. Ia bilang penetrasi layanan digital menjadi salah satu upaya untuk mengoptimalkan hal tersebut.
Baca Juga: Strategi Perbankan Kerek Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang Tumbuh Melambat
Busrul menegaskan, dalam waktu dekat akan diluncurkan JConnect New Generation yang dilengkapi dengan fitur lebih lengkap mulai dari pembukaan rekening dan penempatan deposito secara online sampai portofolio rekening nasabah yang terintegrasi dalam satu layanan.
“Salah satu lini pendukung utama bisnis Bank Jatim adalah layanan brand digital JCONNECT dan seluruh utilitas penggunaan layanan JConnect meningkat cukup masif,” ujar Busrul.
Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo juga mengungkapkan bahwa dana murah yang dimiliki Allo Bank tidak mengalami perubahan. Justru, yang terjadi adalah penurunan pada produk deposito atau dana mahal.
Ia menjelaskan strategi bersaing yang Allo Bank gunakan untuk menjaga kondisi CASA ialah berkolaborasi dengan ekosistem CT Corpora untuk memenuhi kebutuhan transaksional nasabah Allo Bank.
Indra bilang layanan digital Allo Bank tidak hanya mengedepankan pricing atau tingkat suku bunga yang menarik. Namun, Allo Bank juga menyediakan platform pembayaran yang didukung oleh merchant-merchant yang menarik dalam ekosistem CT Corpora.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News