Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) telah menyetujui restrukturisasi terhadap 5.298 debitur karena terdampak Covid-19. Total nilai pembiayaan dari restrukturisasi ini capai Rp 1,6 triliun yang berasal dari analisis stress test perusahaan.
Perbankan ini pun masih optimistis dapat menangani restrukturisasi hingga September mendatang.
“Ada tiga skala stress test kami: ringan jika Covid-19 bisa selesai pada Juli, kemudian sedang jika selesai pada September, dan berat kalau baru selesai pada Desember. Sampai September dampaknya memang tidak terlalu signifikan, kalau sampai Desember baru akan besar,” kata Direktur Bisnis Komersil BRI Syariah Kokok Alun Akbar dalam paparan daring, Selasa (5/5).
Baca Juga: Kuartal I-2020, laba BRI Syariah tumbuh 150%
Hingga September, Kokok memproyeksikan restrukturisasi pembiayaan terimbas Covid-19 akan bertambah dari 400 debitur. Jika berlarut hingga Desember, tentu jumlahnya akan bertambah lebih banyak.
Kinerja Bank BRI Syariah diakui akan terpengaruh signifikan jika Covid-19 berlangsung hingga Desember. Ia mengaku target pertumbuhan pembiayaan tahun ini sebesar 17% bisa terpangkas hingga 10%, dan akhirnya rentabilitas BRI Syariah pun akan terganggu.
Meski demikian, sepanjang kuartal I-2020, BRI Syariah masih mencatat kinerja yang apik. Laba perusahaan tercatat Rp 75,15 miliar, tumbuh 150% secara year on year (yoy). Pembiayaan juga tumbuh mumpuni sebesar 34,28% (yoy) menjadi Rp 30,45 triliun.
Kualitas pembiayaan juga ikut membaik dari 4,34% pada kuartal I-2019 menjadi 2,95% pada akhir Maret lalu. Sementara kecukupan modal masih tebal pada level, 21,99%, dan rasio likuiditas sebesar 92%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News