Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak mau muluk-muluk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) siap menurunkan target bisnisnya tahun ini akibat pandemi.
“Rencana bisnis akan kita revisi, tentu akan turun. Semula kredit misalnya ditargetkan tumbuh 11%, akan kita turunkan. Namun saat ini belum kami finalisasi revisinya, awal Juni nanti baru akan kami sampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” kata Direktur Keuangan BRI Haru Koemahargyo dalam paparan daring, Kamis (14/5).
Baca Juga: Laba Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun tipis pada kuartal I 2020
Sejatinya sepanjang kuartal I-2020, bank terbesar di tanah air ini masih mencatat kinerja yang stabil. Pertumbuhan kredit perseroan bahkan masih mencatat pertumbuhan 10,05% (yoy) menjadi Rp 930,73 triliun.
Meski demikian, Direktur Utama BRI Sunarso mengakui akibat pandemi corona, mau tak mau memang bakal memengaruhi kinerja perseroan. Apalagi, Bank BRI juga mendominasi restrukturisi kredit terimbas pandemi.
Sunarso mengaku, hingga akhir April 2020 perseroan telah memberikan restrukturisasi kredit senilai Rp 101 triliun kepada 1,4 juta debitur UMKM.
Sementara dari catatan OJK hingga 10 Mei 2020, sudah ada 3,42 juta debitur UMKM dengan nilai kredit Rp 167,1 triliun yang sudah direstrukturisasi.
“Restrukturisasi berdampak terhadap dua hal. Pertama penundaan angsuran pokok maka likuidiitas bank akan berkurang. Sementara penundaan angsuran bunga akan berpengaruh kepada pendapatan,” katanya dalam kesempatan serupa.
Baca Juga: Kredit Bank Rakyat Indonesia (BBRI) tumbuh 10,05% pada kuartal I 2020
Meskipun saat ini diakui Sunarso, likuiditas perseroan sejatinya masih cukup longgar dengan loan to deposit ratio (LDR) pada kuartal I-2020 sebesar 90,45%.
Sementara pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada periode yang sama juga masih tumbuh mumpuni sebesar 9,93 (yoy) menjadi Rp 1.029,00 triliun.
Namun, dalam jangka menengah dan panjang perseroan disebut memang butuh tambahan likuidiitas. Beruntungnya perseroan juga baru saja menerima pinjaman sindikasi dengan skema club loan dari 10 bank asing senilai US$ 1 miliar dengan tenor maksimum lima tahun.
Baca Juga: Bunga deposito tertinggi BCA 4,1%, Bank Mandiri 5,75%, BNI 5,5%, BRI 5,55%
Sunarso juga berharap segera dapat merealisasikan skema bank jangkar terkait stimulus likuiditas bagi perbankan yang memberikan restrukturisasi kredit terimbas pandemi. Perseroan sendiri hampir dipastikan akan ditunjuk pemerintah sebagai bank jangkar.
“Kami juga berharap pemerintah bisa menempatkan dana di kami. Dan tentu saja kami berharap dapat nilai paling besar, mengingat nilai kredit yang kami restrukturisasi juga cukup besar mencapai Rp 101 triliun,” lanjut Sunarso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News