kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ternyata ini penyebab lambatnya penyaluran kredit menurut OJK dan bankir


Jumat, 13 November 2020 / 17:29 WIB
Ternyata ini penyebab lambatnya penyaluran kredit menurut OJK dan bankir
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso . ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi ekonomi yang masih lesu membuat penyaluran kredit perbankan tak begitu deras. Catatan Otortias Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan per September 2020 kredit perbankan hanya tumbuh 0,12% secara year on year (yoy). Realisasi itu bahkan lebih rendah kalau dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang naik 1,04%. 

Ketua Dewan Komisoner OJK Wimboh Santoso menjelaskan, saat ini memang terjadi penurunan baki debet. Terutama di segmen kredit modal kerja (KMK) yang diakuinya cukup signifikan. Menurut riset OJK dari 100 debitur besar ada penurunan baki debet rata-rata 11,5%. 

Hasilnya, sampai September 2020,KMK perbankan masih tumbuh negatif 2,78% (year to date/ytd) dibandingkan akhir tahun lalu, dan menjadi segmen yang paling lambat tumbuh. Sementara pertumbuhan kredit dari debitur korporasi jadi yang paling dalam merosot dengan pertumbuhan negatif 2,23% (ytd).

Baca Juga: Manjakan nasabah pengusaha, Mandiri Syariah luncurkan tabungan bisnis

“Lantas bagaimana mendorong permintaan kredit korporasi, ini butuh upaya luar biasa. Karena korporasi sangat tergantung pertumbuhan permintaan. Kalau permintaan yang berkaitan dengan barang sekunder, motor mobil, penginapan belum jadi prioritas,” ujarnya, Kamis (12/11) lalu dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR.

Menanggapi hal itu, Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim pun mengamini bahwa laju kredit memang sedang lesu.

"Permintaan  kredit di sektor perbankan masih dalam proses pemulihan, sejalan dengan berlanjutnya pandemi yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (13/11). 

Baca Juga: Mau tempatkan dana di deposito? Cermati dulu hal-hal berikut

Sebagai catatan saja, per September 2020 BCA mencatat realisasi kredit sebesar Rp 581,85 triliun. Angka tersebut memang tumbuh negatif 0,6% secara yoy. Kemudian secara ytd juga mengalami perlambatan sekitar 3,6%. 

Tapi kata Vera, meskipun melambat pertumbuhan itu mayoritas masih ditopang oleh kredit korporasi. Sebab, pada September 2020 kredit korporasi BCA masih naik positif 8,6% secara yoy dari Rp 231,99 triliun menjadi Rp 251,99 triliun. Bahkan secara ytd, kredit di segmen ini juga masih naik signifikan sekitar 6,4%.

"Pertumbuhan positif pada kredit korporasi menopang penyaluran kredit BCA secara keseluruhan di tengah pelemahan kredit segmen lainnya," katanya.

Baca Juga: Akan bentuk holding bareng BRI, Pegadaian: Masih dalam kajian

Sementara itu, secara total kredit modal kerja BCA di kuartal III 2020 mencapai Rp 281 triliun. Sayangnya, Vera tidak merinci berapa besaran pertumbuhannya. 

Tapi kalau merujuk pada laporan keuangan perseroan, di periode September 2020 kredit korporasi memang melambat secara kuartalan sebanyak 2,3%. Bank swasta terbesar di Indonesia ini juga mengisyaratkan bahwa penyaluran KMK memang yang paling merasakan dampak pandemi Covid-19 sejak awal.

Lantaran industri manufaktur dan jasa terdampak langsung saat kebijakan pembatasan sosial skala besar (PSBB) diberlakukan.  Namun demikian, seiring mulai nampaknya tanda-tanda pemulihan ekonomi. Bank BCA meyakini ke depan segmen kredit ini akan mulai bangkit. 

Selanjutnya: Dukung program pemerintah, BNI Syariah sosialisasikan sukuk tabungan seri ST007

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×