kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.564   46,00   0,28%
  • IDX 6.976   143,06   2,09%
  • KOMPAS100 1.011   24,02   2,43%
  • LQ45 785   19,87   2,60%
  • ISSI 221   2,83   1,30%
  • IDX30 407   10,64   2,68%
  • IDXHIDIV20 480   12,53   2,68%
  • IDX80 114   2,37   2,12%
  • IDXV30 116   1,92   1,67%
  • IDXQ30 133   3,87   2,99%

Terpukul corona, pembiayaan multifinance diprediksi cuma tumbuh 1% tahun ini


Jumat, 27 Maret 2020 / 14:56 WIB
Terpukul corona, pembiayaan multifinance diprediksi cuma tumbuh 1% tahun ini
ILUSTRASI. APPI memperkirakan pembiayaan multifinance diprediksi cuma tumbuh 1% tahun ini karena ada wabah corona.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendala berulang kali mendera industri multifinance. Setelah tertekan akibat penjualan kendaraan motor yang stagnan, kini giliran penyebaran virus corona yang membayangi industri pembiayaan.

Awalnya Asosisi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memperkirakan pembiayaan multifinance tumbuh 4% tahun ini. Namun akibat corona, pembiayaan multifinance diprediksi hanya tumbuh 1% atau bahkan kurang dari itu.

Baca Juga: Debt collector dilarang melakukan penarikan kendaraan, ini penjelasan OJK

“Pertumbuhan pembiayaan bisa sampai minus, tapi itu bergantung berapa lama penyelesaian corona ini. Kami sekarang bicara jangka pendek bukan lagi jangka panjang karena dampaknya sudah terasa,” kata Ketua APPI Suwandi Wiratno kepada Kontan.co.id, Jumat (27/3).

Menurutnya, seluruh produk pembiayaan terimbas corona bukan hanya kendaraan bermotor. Tren perlambatan sudah terasa sejak awal tahun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai Januari 2020, realisasi pembiayaan industri multifinance senilai Rp 449,44 triliun atau hanya tumbuh 2,42% secara year on year (yoy).

Guna mengantisipasi dampak berkepanjangan, ia berharap para debitur yang masih mempunyai pekerjaan tetap melunasi kredit agar multifinance bisa membayarkan pinjaman ke perbankan. Jika tidak begitu, maka siklus perputaran keuangan di masyarakat tidak berjalan.

“Multifinance kasih pinjaman ke debitur, tapi kami juga pinjam dari bank sebagai debitur. Bank juga menjadi debitur karena mendapat dana dari masyarakat lewat deposito dan tabungan. Kalau kami tidak bisa bayar ke bank berarti bank juga tidak bayar ke masyarakat,” jelas Suwandi.

Baca Juga: Gara-gara corona, sejumlah multifinance akan merevisi target pembiayaan tahun ini



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×