Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
Senada, PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) juga membenarkan adanya tantangan pengetatan likuiditas yang disebabkan kenaikan suku bunga acuan di level 6,25%.
Direktur Utama Bank Maspion, Kasemsri Charoensiddhi, mengatakan, hal tersebut berimbas kepada bank dimana pihaknya harus menyesuaikan tingkat suku bunga yang dapat bersaing di pasar dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK), sebagai upaya agar dapat mempertahankan likuiditas yang sehat.
Lebih lanjut, Kasemsri menyebut, salah satu strategi Bank Maspion untuk meningkatkan daya saing bank terutama dalam hal penghimpunan dana pihak ketiga adalah dengan melanjutkan produk-produk tabungan jangka panjang, kerjasama dengan berbagai mitra baru, serta meluncurkan aplikasi mobile banking baru, yaitu New MEB.
"Melalui New MEB, Bank Maspion menyajikan layanan perbankan digital dengan desain antarmuka (interface) yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah serta beragam fitur baru seperti pembukaan rekening baru dan login dengan menggunakan biometric," ungkapnya kepada Kontan.
Baca Juga: Layanan QRIS Kian Berkembang, Begini Harapan Pengamat untuk Dompet Digital
Dari sisi kredit, Bank Maspion akan menyasar segmen komersial, dan korporasi, baik pembiayaan proyek maupun kredit sindikasi. Hal ini disebut tidak terlepas dari kolaborasinya bersama KBank Group yang memfasilitasi hubungan bisnis dengan seluruh Kawasan ASEAN.
Sementara itu, Direktur Bisnis PT Bank JTrust Indonesia Tbk Widjaja Hendra mengatakan, strategi untuk menjaga kinerja tahun ini yakni menurunkan biaya dana dengan memperbanyak sumber dana murah (CASA). "Kami memberikan program-program yang menarik untuk meningkatkan CASA," ungkapnya.
Adapun dari sisi kredit Bank JTrust akan fokus ke sektor-sektor industri yang masih bertumbuh, dan menyesuaikan dengan tingkat risiko bank untuk meningkat pendapatan bunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News