kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Tidak Sehat, Sejumlah Bank Ini Tercatat Memiliki Rasio Kredit Macet di Atas 5%


Minggu, 24 September 2023 / 19:21 WIB
Tidak Sehat, Sejumlah Bank Ini Tercatat Memiliki Rasio Kredit Macet di Atas 5%
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di salah satu bank di Jakarta, Senin (9/3/2020). Tidak Sehat, Sejumlah Bank Ini Tercatat Memiliki Rasio Kredit Macet di Atas 5%.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

Di sisi lain, Senior Vice President Finance Amar Bank David Wirawan juga merespons terkait dengan rasio NPL yang naik. Dirinya mengatakan rasio NPL bank digital  seperti Amar Bank tidak bisa dibandingkan dengan rata-rata NPL di industri perbankan. 

Mengingat fokus Amar Bank adalah pada sektor individu dan UMKM yang masih kurang terlayani dalam sisi pembiayaan/kredit, dimana mereka memiliki profil risiko yang lebih tinggi. 

"Di sisi lain, Suku bunga kredit yang lebih tinggi tersebut tentunya untuk menyesuaikan profil risiko dan juga beban kerugian atas risiko kredit yang tinggi," katanya kepada Kontan, Minggu (24/9).

Baca Juga: KPR Bermasalah di Indonesia Bertambah Rp 4,99 Triliun Hanya dalam 7 Bulan

Oleh karena itu, David menyebut rasio yang lebih relevan untuk menangkap kedua hal tersebut adalah Risk Adjusted NIM, yang memasukkan beban risiko kredit dalam perhitungan rasio NIM.

Sehingga setelah memperhitungkan risiko kredit, David mengatakan rasio Risk Adjusted NIM Amar Bank per 30 Juni 2023 menjadi relatif lebih sebanding jika dibandingkan dengan rata-rata industri perbankan, meskipun Bank memiliki portofolio yang lebih besar di segmen UMKM. 

"Dengan transformasi digital dan inklusi keuangan yang semakin meningkat di Indonesia, Risk Adjusted NIM menjadi indikator yang lebih akurat untuk mengukur rasio pendapatan perbankan dan kinerja (performance) dari institusi keuangan," kata David.

Baca Juga: Bank Kecil Ekspansif Usai Memenuhi Modal Inti

Di sisi lain, Senior Vice President LPPI, Trioksa Siahaan mengatakan perbankan yang memiiliki rasio NPL di atas 5% disebabkan adanya perburukan pada kualitas portofolio kredit karena beberapa sektor masih belum sepenuhnya membaik.

"Pengetatan likuiditas bank juga berdampak pada kenaikan suku bunga," kata Trioksa.

Dirinya pun menyarankan agar perbankan lebih selektif dalam memberikan pembiayaan dan fokus untuk menurunkan npl melalui restrukturisasi atau eksekusi agunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×