kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tiga bank besar ini sudah rilis kinerja kuartal III, siapa yang paling moncer?


Kamis, 29 Oktober 2020 / 13:25 WIB
Tiga bank besar ini sudah rilis kinerja kuartal III, siapa yang paling moncer?
ILUSTRASI. layanan nasabah Bank Mandiri.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memang membuat kemampuan bank mencetak laba semakin melemah. Tiga bank besar yang telah melaporkan kinerja di kuartal III 2020 yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) masing-masing mencatat penurunan laba. 

Namun, kalau dibandingkan satu persatu, Bank BCA mencatatkan laba paling jumbo dengan penurunan paling rendah. Tercatat per September 2020 BCA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 20,03 triliun hanya turun tipis dari setahun sebelumnya sebesar Rp 20,92 triliun atau sebanyak 4,2% secara yoy. 

Meski menurun, namun secara kuartalan, laba perseroan tumbuh signifikan 37,8% (qtq) menjadi Rp 7,79 triliun sepanjang kuartal III-2020. Sementara pada kuartal II-2020 laba bersih perseroan senilai Rp 5,65 triliun, dan Rp 6,58 triliun pada kuartal I-2020.

Baca Juga: Kinerja masih tertekan, ini rekomendasi saham-saham perbakan

Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja dalam paparan daring, Senin (26/10) mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa ekonomi nasional mulai mengalami pemulihan. “Kalau dilihat, kuartal II-2020 ekonomi nasional memang tengah berada pada titik nadir akibat pandemi. PSBB dilakukan secara ketat, ekonomi stagnan, distribusi barang dari Jakarta terhambat ke daerah. Masuk kuartal III-2020, PSBB diperlonggar, pada tahap ini ekonomi kembali menggeliat,” ungkap Jahja. 

Ada beberapa hal yang membuat laba BCA tidak turun terlalu dalam. Pertama, dari pendapatan bunga bersih yang masih bisa naik 9% yoy menjadi Rp 40,8 triliun. Kemudian pendapatan non bunga masih tumbuh kendati tipis sebesar 3% yoy menjadi Rp 15,1 triliun. 

Berbeda dengan BCA, dua bank BUMN BUKU IV mencatat penurunan laba cukup dalam. Bank BNI pada kuartal III 2020 mencatatkan laba bersih Rp 4,32 triliun, turun 63,9% yoy dari Rp 11,97 triliun di akhir September 2019.

Bila dirinci, penurunan ini tak terlepas dari perlambatan dari pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang terbilang stagnan di kuartal III 2020 menjadi Rp 26,64 triliun. Meski begitu pendapatan non bunga bank berlogo 46 ini masih cukup positif dengan kenaikan sebesar 7,2% secara yoy menjadi Rp 8,71 triliun. 

Baca Juga: Bank Permata luncurkan Permata Net, apa itu?

Perlambatan perolehan pendapatan bunga itu juga membuat posisi margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) Bank BNI ikut menyusut 60 basis poin secara tahunan menjadi 4,3%. Akan tetapi, posisi tersebut sebenarnya masih lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi NIM BNI di tahun ini yang bakal ada di kisaran 3,7%-4,0% berdasarkan Presentasi Perusahaan di kuartal III 2020.

Perlambatan perolehan laba perseroan ini juga bisa disebabkan oleh meningkatnya mitigasi risiko perseroan. Tercermin dari coverage ratio yang naik signifikan dari 159,2% di September 2019 menjadi sebesar 206,9% di akhir September 2020 atau meningkat sebanyak 47,6%. 

Wajar kalau BNI terus memupuk pencadangan yang cukup jumbo tahun ini. Sebab, kalau melihat posisi non performing loan (NPL) perseroan per kuartal III 2020 memang ada kenaikan cukup tinggi sebesar 1,8% menjadi 3,6%. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×