Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tantangan yang dihadapi industri perbankan pada 2018, bank-bank masih dapat menjaga rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya yang masih mampu menjaga rasio BOPO perseroan berada di bawah rata-rata industri.
"BOPO itu kan bagaimana seluruh biaya kemudian dikompres menjadi satu. Tahun lalu rasio kami juga masih 60%-an," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja usai menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Perbankan pekan lalu di Jakarta.
Rasio BOPO perseroan yang mini disebut Jahja turut didukung oleh kinerja perseroan menjaga kredit macet alias Non Performing Loan (NPL).
"Kalau bicara BOPO itu pasti ngomong NPL, kalau NPL rendah, maka BOPO juga bagus. NPL kami juga sudah stabil di angka 1,4%," lanjutnya.
Tahun ini pun, BCA masih menargetkan rasio BOPO berada di kisaran 60%.
Hal serupa dicapai pula oleh PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC). Direktur Utama Parwati Surdaudaja menyatakan pada 2018 perseroan masih dapat menjaga rasio BOPO di level 75%.
Pun untuk tahun ini, Parwati bilang OCBC menargetkan rasio BOPO berada di bawah 75%. Meski demikian hal tersebut disebutnya akan jadi tantangan, sebab tahun ini perseroan akan melakukan beberapa investasi.
"Tahun ini harapannya berada di bawah 75%, karena kami akan banyak investasi juga. Seperti renovasi kantor, kemudian membangun online site, dan IT," kata dalam kesempatan sama.
Sekadar catatan, hingga Oktober 2018 Otoritas Jasa Keuangan mencatat rasio BOPO perbankan berada di level 79,71%. Meningkat tipis dibandingkan Oktober 2017 sebesar 78,39%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News