Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna meningkatkan bisnis, PT Pegadaian bangun kolaborasi program layanan dengan 7 BUMN dan 14 perusahaan swasta dan UMKM di Bandung, Jawa Barat. Selain itu, langkah ini ditujukan untuk mewujudkan inklusi layanan industri keuangan Indonesia di era sharing economy.
"Di era revolusi digital 4.0 muncul tren ekonomi kolaborasi atau sharing economy yang melibatkan banyak pihak, dengan semangat saling mendapatkan manfaat. Oleh karena itu, Pegadaian terus berusaha membangun jalinan kolaborasi sambil mengembangkan sayap bisnis melalui kerja sama dengan berbagai BUMN, Swasta, UMKM, Perguruan Tinggi, dan Asosiasi," kata Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto, dalam keterangan tertulis pada Kamis (5/9).
Baca Juga: Target setoran dividen BUMN naik menjadi Rp 49 triliun di 2020, begini kata ekonom
Kuswiyoto menambahkan melalui kolaborasi semacam ini membuka kesempatan untuk meningkatkan volume penjualan dan pemasaran produk masing-masing perusahaan, sehingga dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak.
Keuntungan tersebut karena sumber daya manusia (SDM) milik Pegadaian dapat dioptimalkan oleh semua pihak, sehingga sinergi untuk mewujudkan One Family, One Nation, One Vision to Excellence semakin nyata.
Kolaborasi tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama dan nota kesepahaman antara Pegadaian dengan 21 perusahaan BUMN dan Swasta yaitu PT Pos Indonesia, PT Len Industri, PT Bio Farma, PT Pindad, PT Kereta Api Indonesia, PT Dahana, PT INTI, PT Dian Megah Indo Perkasa, Yayasan Solusi Bersinar Indonesia.
Juga KUD Mitra Karya, Koperasi Citra Telekomunikasi, BULOG Regional Jawa Barat, PT Astra Internasional, Forum HR & GA Purwakarta, PT Jayamandiri Gemasejati, PT Istana Bandung Raya Motor, PT Tunas Mobilindo Perkasa, PT Mahligai Puteri Berlian, PT Sentra Yasa Prima, Sentra Anugrah Motor, Bintang Rejeki Motor.
Baca Juga: Perjalanan Sunarso menjadi orang nomor satu di BRI
Selain itu, Kuwiyoto bilang semua pihak dapat memanfaatkan kapasitas dan kapabilitas dalam melaksanakan, mengembangkan, dan meningkatkan bisnis usaha sesuai bidang masing-masing perusahaan.
"Kita harus dapat saling berkolaborasi untuk solusi keuangan yang kompetitif melalui kerja sama dengan berbagai badan hukum, karena ke depannya masih banyak tekanan yang hadir dari era disrupsi," jelas Kuwiyoto.
Ia mengatakan seluruh karyawan semua pihak turut mendapatkan keuntungan satu sama lain. Pada dasarnya, kolaborasi ini dapat mengoptimalkan setiap kekuatan bisnis masing-masing perusahaan, memberikan nilai tambah bagi pengguna jasa, dan memberikan nilai tambah bagi kontribusi positif pada negara.
Baca Juga: Mengintip persaingan uang elektronik yang makin hari makin ramai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News