kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Total Aset Investasi Prudential Indonesia Rp 55,8 Triliun Hingga Kuartal III-2023


Kamis, 09 November 2023 / 06:07 WIB
Total Aset Investasi Prudential Indonesia Rp 55,8 Triliun Hingga Kuartal III-2023
ILUSTRASI. Prudential Indonesia memiliki total aset investasi sebesar Rp 55,8 triliun hingga kuartal III-2023.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia memiliki total aset investasi sebesar Rp 55,8 triliun hingga kuartal III-2023. Prudential Indonesia juga mencatatkan total aset sebesar Rp 60,2 triliun hingga kuartal III-2023. 

Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen menyampaikan total aset dan total aset investasi Prudential Indonesia tetap stabil di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.

"Hal itu juga didorong oleh makin pulihnya aktivitas ekonomi di Indonesia," ucap dia kepada Kontan.co.id, Rabu (9/11).

Dalam mengelola aset investasi nasabah, Karin menyampaikan Prudential Indonesia senantiasa menerapkan praktik investasi yang bertanggung jawab. Dia mengatakan pilihan instrumen investasi tentunya akan disesuaikan dengan profil risiko nasabah atau calon nasabah. Pada kuartal-III 2023, Prudential Indonesia mencatat kontribusi paling besar untuk unit link masih didominasi oleh subdana berbasis saham.

Baca Juga: Kinerja Unitlink Saham Memble, Unitlink Pasar Uang Beri Return 1,75%

Mengenai hal yang perlu diwaspadai hingga akhir tahun terkait investasi, Karin melihat bahwa volatilitas di pasar keuangan baik pasar saham dan pasar obligasi di global maupun dalam negeri masih tinggi. Adapun penyebabnya, yakni terkait kebijakan moneter bank sentral hingga bank sentral utama dunia, laju inflasi yang belum sepenuhnya dapat terkendali, potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi, gejolak nilai tukar, dan risiko terkait geopolitik. 

Menurut Karin, tetap berinvestasi merupakan pilihan yang baik di tengah volatilitas yang masih tinggi. Dia menyebut investasi yang dipilih harus sesuai dengan profil risiko dan jangka waktu investasi.

"Nasabah dapat mempertimbangkan untuk menerapkan strategi dollar cost averaging di tengah tingginya volatilitas pasar saat ini. Dollar cost averaging adalah proses untuk menyebar risiko melalui investasi secara berkala dengan jumlah dana yang sama, alih-alih melakukan investasi dalam satu waktu sekaligus," ujar dia.

Baca Juga: Premi Prudential Indonesia Tembus Rp 14,80 Triliun Hingga September 2023

Meskipun dollar cost averaging dapat mengurangi risiko pada market-timing dan pengambilan keputusan yang emosional, Karin menyampaikan dollar cost averaging tidak melindungi nasabah dari penurunan harga aset investasi dalam jangka pendek. 

Dengan dollar cost averaging, kata dia, setidaknya nasabah dapat meminimalisir dampak dari volatilitas jangka pendek pada aset investasi yang diyakini memiliki potensi pertumbuhan dalam jangka panjang. Sebab, produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) merupakan produk yang memerlukan komitmen jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×