kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Total utang Duniatex Group mencapai Rp 18,79 triliun, ini daftarnya


Kamis, 01 Agustus 2019 / 21:47 WIB
Total utang Duniatex Group mencapai Rp 18,79 triliun, ini daftarnya


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

Berikutnya ada sindikasi DDT yang hingga 25 Juli 2019 nilainya masih mencapai US$ 138 juta atau setara Rp 1,96 triliun. Sindikasi DDT diteken pada 31 Januari 2018 dengan nilai total US$ 150 juta.

Pun ada dua bagian atas sindikasi ini revolver credit senilai US$ 50 juta yang akan jatuh tempo pada 15 November 2020, dan term loan senilai US$ 100 juta yang jatuh tempo pada 15 November 2022.

Baca Juga: Alhamdulillah, pembiayaan syariah Adira Finance tumbuh 57% di semester I 2019

Anggota sindikasi DDT beserta porsinya adalah sebagai berikut: First Abu Dhabi Bank (US$ 10 juta), Indian Bank (US$ 20 juta), Qatar National Bank (US$ 20 juta), Malayan Banking Bhd (US$ 14 juta), Indonesian Eximbank (US$ 15 juta), First Commercial Bank (US$ 10 juta).

Lalu ada juga Woori Bank (US$ 3 juta), Yuanta Commercial Bank (US$ 10 juta), BNP Paribas SA (US$ 10 juta), Standard Chartered Bank (US$ 13 juta), Union Bank of India (US$ 18 juta), dan Woori Globa Market (US$ 7 juta).

Peringkat berikutnya pemilik eksposur kredit ke Duniatex Group per 25 Juli 2019 berasal dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) senilai US$ 106 juta atau setara Rp 1,50 triliun.

Kemudian PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) senilai US$ 101 atau setara Rp 1,43 triliun.

Baca Juga: BPD Kalbar dan Kaltara catatkan pertumbuhan laba bersih 33,4% di semester I-2019

Kemudian ada lagi sindikasi yang diberikan kepada DMDT yang hingga 25 Juli 2019 nilainya masih US$ 81 juta atau setara Rp 1,15 triliun. Sindikasi ini bertajuk term loan yang diteken pada 20 Januari 2018 dengan nilai total US$ 215 juta.

Anggota sindikasi DMDT beserta porsinya adalah sebagai berikut: Standard Chartered Bank (US$ 40 juta), BNP Paribas SA (US$ 30 juta), ING Bank NV (US$ 30 juta), Malayan Banking Berhad (US$ 30 juta), Union Bank of India (US$ 20 juta), Taiwan Cooperative Bank Co Ltd (US$ 15 juta), Aozora Aisa Pacific Finance Ltd (US$ 10 juta).

Kemudian ada Indonesia Eximbank (US$ 10 juta), Shinhan Bank (US$ 10 juta), PT Bank J Trust Indonesia Tbk (BCIC) (US$ 5 Juta), Bank of Panshin Co Ltd (US$ 5 Juta), NEC Capital Solutions Ltd (US$ 5 Juta), Shanghai Commercial & Savings Bank (US$ 5 Juta).

Baca Juga: Menkeu yakin stabilitas inflasi dan penurunan suku bunga pacu pertumbuhan ekonomi




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×