kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transaksi di ATM Terus Menyusut


Minggu, 04 Desember 2022 / 16:27 WIB
Transaksi di ATM Terus Menyusut
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu galeri ATM di Mal Tangerang, Jumat (16/4). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/16/04/2021.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi nasabah perbankan melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) semakin mengalami penurunan seiring bergesernya transaksi ke kanal-kanal digital.

Transaksi non tunai nasabah yang selama sebelumnya banyak dilakukan di ATM mulai pindah ke mobile banking atau internet banking sejalan dengan transformasi digital yang dilakukan perbankan. 

PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI misalnya, yang mengakui seiring dengan perkembangan transaksi digital, hingga posisi bulan Oktober 2022, secara tahunan untuk transaksi di ATM BRI mengalami penurunan sebesar 4%.

"Penurunan ini dikarenakan terjadi pergeseran peningkatan ke kanal lain yaitu mobile banking. Transaksi yang banyak dilakukan oleh nasabah saat ini mencakup transaksi tunai (tarik tunai dan setor tunai), transaksi info saldo, transfer dan pembayaran dan pembelian. Transaksi terbanyak datang dari fitur Tarik tunai & Info Saldo," kata Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto kepada kontan.co.id, Jumat (2/12).

Baca Juga: Percepat Pelaksanaan Likuidasi Bank, LPS Kembangkan Integrated Core System

Saat ini BRI memiliki 13.888 ATM tarik tunai dan 8.007 CRM (Setor & Tarik Tunai). Aes menyebut, BRI secara bertahap juga melakukan peremajaan ATM ke CRM dengan kapabilitas yang lebih baik untuk makin memudahkan transaksi nasabah. Sementara, pendapatan Bank dari transaksi ATM sampai bulan Oktober berkisar kurang lebih Rp 900 miliar.

"Selain upaya migrasi transaksi dan peremajaan perangkat secara bertahap, BRI terus mengupayakan penempatan ATM dan CRM agar makin dekat ke nasabah," tambahnya.

Aes menuturkan, ke depannya transaksi di ATM dan CRM diproyeksikan meningkat seiring dengan upaya migrasi transaksi kecil dari banking hall dan mengakomodasi area-area yang masih membutuhkan transaksi tunai.

PT Bank Negara Indonesia (BNI) juga menyadari bahwa perkembangan teknologi digital mengubah cara bertransaksi masyarakat termasuk Nasabah BNI. 

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, transaksi nasabah BNI mengalami peralihan ke channel digital unggulan, utamanya BNI Mobile Banking, yang hingga Oktober 2022 mengalami peningkatan sekitar 36% secara tahunan (YoY).

"Sementara itu, transaksi pada ATM kami mengalami penurunan sebesar 6% YOY seiring peralihan ke transaksi digital yang masif," terangnya.

Adapun, transaksi ATM saat ini masih didominasi oleh Penarikan Tunai, Transfer Antar Bank dan Pembayaran Billing (Tagihan).

Saat ini kata Okki, pihaknya mendesain ATM BNI dapat melayani masyarakat lebih luas lagi tidak hanya untuk nasabah BNI, tetapi juga Nasabah mitra-mitra strategis seperti bank BPD dan bank lainya.

Terlebih sebaran lebih dari 16.000 ATM, dan BNI juga memperluas kerjasama dengan HIMBARA yang tergabung dalam ATM Link lebih dari 45 ribu tersebar di seluruh Indonesia.

"Ke depannya, tentu upaya dan kolaborasi ini akan terus kami tingkatkan untuk dapat mendukung berbagai aktivitas transaksi Nasabah," imbuhnya.

Direktur IT dan Digital Bank Tabungan Negara atau BTN Andi Nirwoto juga mengakui, tren transaksi di mesin ATM saat ini cenderung flat/stabil dalam pergerakan jumlah/volume transaksinya.

Menurutnya, saat ini sudah kalah dibanding Transaksi vie Mobile Banking. Terdapat beberapa perubahan perilaku nasabah BTN yang saat ini mulai bertransisi untuk menggunakan mobile banking sebagai salah satu opsi channel transaksi finansial mereka.

Baca Juga: Saham Bank Digital Turun Tajam Sepanjang Tahun Ini, Bagaimana Prospek ke Depan?

"Hal tersebut merupakan dampak dari pembatasan mobilitas saat pandemi berjalan serta booming penggunaan smartphone yang bukan lagi sebagai gaya hidup masyarakat, tapi sudah menjadi kebutuhan primer termasuk untuk transaksi perbankan via mobile banking," ujarnya.

Andi menerangkan, mayoritas transaksi yang terjadi di ATM BTN saat ini didominasi dari tarik tunai dan transfer online dengan total jumlah transaksi sebesar kurang lebih 30% dari total transaksi digital banking saat ini.

Jumlah mesin ATM BTN saat ini kurang lebih berjumlah  2.100 unit. kata Andi tidak ada penambahan, malah cenderung berkurang untuk lebih selektif pada ATM yang produktif serta karena konsolidasi dengan Bank Himbara.

Selain itu, melihat kebutuhan ke depan, maka terdapat pertimbangan untuk mengganti dengan CRM (Cash Recycle Machine) mengingat secara fungsionalitas, CRM mampu memberikan layanan tambahan berupa setoran tunai ke tabungan melalui mesin.

"Kami saat ini sedang memperkuat jumlah jaringan ATM terutama dengan mitra Himbara melalui platform JALIN, sehingga masyarakat yang sekaligus sebagai nasabah Himbara tidak kesulitan untuk menemukan mesin ATM karena nasabah dapat bertransaksi di ATM Himbara dengan biaya yang jauh lebih murah," katanya.

Saat ini pendapatan fee based income yang diperoleh BTN dari ATM rata-rata per bulan dalam mencapai Rp  2,5 miliar - Rp 3 miliar, dengan mencakup beberapa layanan, di antaranya switching antar bank (transfer, tarik tunai, informasi saldo, dll) serta pembelian pembayaran.

Untuk diketahui, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) volume transaksi di ATM per September hanya mencapai 640.408 transaksi, susut dari bulan sebelumnya yang mencapai 659.060 transaksi. Nilai transaksinya pun hanya mencapai Rp 657,91 miliar turun 5,2% dari bulan Agustus 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×