kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transaksi PUAB sepi, ini alasannya menurut bankir


Kamis, 17 September 2020 / 19:48 WIB
Transaksi PUAB sepi, ini alasannya menurut bankir
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu bank anggota himbara di Jakarta


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren transaksi pasar uang antar bank (PUAB) di tengah pandemi Covid-19 semakin sepi. Merujuk data Statistik Sistem Keuangan Indonesia (SSKI) yang dirilis Bank Indonesia (BI) per Juli 2020 rata-rata volume transaksi PUAB seluruh tenor hanya sebesar Rp 8,64 triliun saja. Posisi ini terus relatif menurun sejak bulan Maret 2020. 

Begitu pula dengan frekuensi transaksi rata-rata harian (RRH) PUAB yang di bulan Juli 2020 hanya sebesar 99 juta transaksi saja. Jauh lebih rendah dibandingkan kondisi sebelum pandemi. Semisal, pada Januari 2020 RRH transaksi PUAB tercatat sebanyak 170 juta transaksi. 

Padahal, bila ditelisik data terbaru BI menyebut tingkat bunga PUAB terus mengalami penurunan. Sejalan dengan tren pemangkasan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate (7DRR). 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut pada Agustus 2020 bunga PUAB overnight ada di kisaran 3,31%. Menurun dari bulan sebelumnya sebesar 3,64%. 

Baca Juga: Bank Indonesia: Likuiditas dan stabilitas sistem keuangan masih terjaga

Praktis tingkat bunga PUAB overnight itu sudah ada di bawah tingkat bunga acuan BI sebesar 4%. Sekaligus merupakan yang terendah dalam beberapa tahun terakhir. 

Beberapa bankir angkat suara mengenai sepinya tren transaksi PUAB perbankan. Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Nixon Napitupulu menjelaskan, sangat wajar perbankan tidak terlalu aktif mencari dana di PUAB. 

Sebab, dalam situasi pandemi ini selain perbankan sangat berhati-hati dalam menyalurkan kredit, permintaan kredit dari nasabah terbilang sepi. Alhasil, likuiditas perbankan pun sedang dalam kondisi yang optimal. 

Sederhananya, perbankan saat ini tidak punya isu dari sisi suplai likuiditas. "Posisi PUAB kami sejak Juni sudah mendekati nol. Karena memang likuiditas sedang banyak sekali. Semua rasio likuiditas bagus," katanya kepada Kontan.co.di, Kamis (17/9). 

Misalnya saja, dari Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) Bank BTN per Agustus 2020 menurut Nixon posisinya sudah di bawah 100%. Kemudian, loan to deposit ratio (LDR) bank bersandi bursa BBTN ini ada di level 102%. Walau terlihatnya masih tinggi, posisi LDR tersebut sudah turun drastis dari periode akhir 2019 yang sempat di atas 113%. 

"Untuk ukuran BTN, rasio ini baru pertama kali (terendah)," sambungnya. 

Kemudian, beberapa indikator likuiditas harian menurut Nixon posisinya sudah jauh di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Padahal, biasanya Bank BTN sebagai bank yang bermain di kredit konsumer khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) cenderung punya likuiditas yang terbatas. 

Seirama, Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim juga menyebut hal yang sama. Menurutnya likuiditas BCA masih sangat longgar. Bahkan, indikator LDR perseroan per Juni 2020 ada di level 73,3%, jauh di bawah rata-rata industri per Juli 2020 lalu sebesar 87,76%. 

"Likuiditas  berada pada tingkat yang sehat untuk mengantisipasi berbagai ketidakpastian selama masa pandemi Covid-19," terang Vera. 

Namun, bank swasta terbesar di Tanah Air ini memang terkenal aktif menempatkan dana di PUAB alias sebagai pemberi pinjaman. Terbukti, hingga semester I 2020 perseroan mencatatkan PUAB sebesar Rp 25,9 triliun. Posisi itu tumbuh sekitar 23% secara year to date (ytd) atau 37% secara yoy. 

Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rully Setiawan pun secara singkat juga menjelaskan bahwa volume transaksi PUAB sudah pasti akan cenderung menurun. "Likuditas perbankan relatif melimpah dan cukup merata sehingga kebutuhan untuk menarik pinjaman di PUAB menurun," katanya.

Baca Juga: BTN optimistis penyaluran kredit dari dana PEN bisa lampaui target

Hasilnya, di pasar PUAB permintaan pinjaman memang cukup sepi. Lantaran hampir semua bank likuditasnya saat ini sangat memadai. Meski begitu, Bank Mandiri menurut Rully masih cukup aktif bertransaksi di PUAB. Sayangnya, Rully tidak dapat merinci besaran volume maupun transaksi PUAB perseroan saat ini. 

Sebagai informasi saja, dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) diungkap bahwa likuiditas perbankan masih sangat cukup. Hal ini menurut Gubernur BI sejalan dengan kebijakan makroprudensial yang ditempuh bank sentral. 

Tercatat hingga 15 September 2020, BI telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sekitar Rp 662,1 triliun, terutama bersumber dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp 155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp491,3 triliun. 

Longgarnya kondisi likuiditas mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 29,22% pada Agustus 2020.

Selanjutnya: Penyaluran Kredit BCA dan Bank Mandiri Susut Per Juli 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×