Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penyaluran kredit memaksa industri perbankan untuk lebih kreatif dalam mengumpulkan pundi-pundi keuntungan. Perbankan memoles kinerja dari bisnis jasa remitansi di dalam dan luar negeri. Salah satunya adalah Bank Mandiri.
Retail Remittance Department Head Bank Mandiri, Fitri Wahyu Adihartati mengungkapkan, bisnis remitansi bank dengan kode emiten BMRI ini fokus di Hong Kong dan Malaysia. Di Hong Kong, bisnis layanan jasa pengiriman uang Bank Mandiri dilakukan dengan satu cabang di daerah Causewaybay dan bisnis model baru yaitu kerjasama dengan outlet 7-eleven.
Sementara di negeri jiran Malaysia, akhir bulan Mei dan pertengahan Juni, Bank Mandiri akan membuka tiga cabang baru yang juga akan melayani jasa remitansi, yaitu di Shah Alam, Melaka dan Johor Bahru. "Sehingga, total cabang anak perusahaan BMRI yaitu Mandiri Remittance (MIR) menjadi 12 cabang," kata Fitri kepada KONTAN, Minggu (24/5).
Fitri menuturkan, sepanjang tiga bulan pertama tahun 2015 ini, performance bisnis remitensi MIR di Malaysia naik 51% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun 2014 kemarin. Sementara BMHK di Hong Kong, mengalami pertumbuhan 3% secara tahunan.
Ia merinci, kenaikan transaksi MIR didukung oleh startegi penguatan sales person dan pembukaan cabang baru di Penang Perai pada September tahun lalu. Sementara kenaikan volume transaksi remitansi Bank Mandiri di Hong Kong terbatas hanya di satu cabang, namun per pertengahan Maret lalu, BMI sudah bisa bertransaksi di 7-eleven.
"Sehingga hal ini memberikan kenaikan volume transaksi yang signifikan," jelas Fitri.
Lebih lanjut ia menambahkan, untuk total transaksi remitansi retail incoming mengalami pertumbuhan sebesar 18% secara tahunan. Total transaksi incoming dari jasa pengiriman uang sejak Januari 2015 hingga Maret 2015 mencapai US$ 29,841 juta. Sementara, untuk transaksi outgoing retail remitansi, mengalami kenaikan sebesar 14% dan total transaksi sepanjang tiga bulan pertama tahun 2015 mencapai US$ 28,398 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News